Entah benar atau tidak, tergantikannya Budi Gunawan tentu akan membuat para menteri yang berasal dari PDIP, PPP, Nasdem dan PKB akan harap-harap cemas. Apalagi juga sempat beredar isu panas, kalau PDIP akan menarik semua kadernya di kabinet jika Gibran resmi maju jadi Cawapres. Kita lihat sajalah bagaimana politik ini bergerak beberapa waktu ke depan. Apakah mereka yang tak lagi “sejalan” dengan Jokowi akan ditarik partainya, diganti atau mundur satu persatu.
Yang jelas, hari ini para kader partai nonpendukung Prabowo-Gibran masih nangkring di dalam kabinet. Seperti dari PDIP masih ada empat menteri dan satu wakil menteri. Mereka adalah Menteri Hukum (Menkum) HAM Yasonna Laoly, Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Azwar Anas, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Gusti Ayu Bintang Darmavati dan Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) John Wempi Wetipo.
Dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, dari Perindo Wamen Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo, NasDem Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar dan dari PKB Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Ida Fauziyah dan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar.
Menarik disimak, bagaimana para Menteri ini menghadapi dinamika politik sebulan ke depan, saat Pilpres kian memanas. Apakah berani partai-partai ini menarik para menterinya, atau menunggu ‘didepak’ oleh Jokowi. Yang pasti, yang akan menjadi headline menarik adalah sikap Megawati terhadap hal ini. Karena sampai kemarin, Gibran mengaku sudah berkomunikasi dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani yang tak lain adalah putri Megawati.
Kalaupun akhirnya para menteri ini aman dari reshuffle kabinet, pastinya mereka tidak akan bekerja dengan nyaman. Karena apa yang jadi instruksi pemerintah dengan partai mereka bisa saja akan sangat berbeda. Atau akan ada menteri yang berani mundur dari partai, demi mempertahankan jabatan mereka sampai habisnya masa jabatan Jokowi 20 Oktober 2024. Menarik, sangat menarik.
Kesimpulan sementara hari ini adalah, tiga pasangan Capres-Cawapres yang akan bertarung adalah dari basis yang sama. Semua ada di koalisi pemerintahan, bahkan yang katanya mengusung perubahan, sebagian dari PKB. Partai pengusung Jokowi-Ma’ruf Amin yang awalnya juga bergabung mendukung Prabowo. Tapi keluar seiring Ketum PKB Muhaimin Iskandar menjadi calon Wapres Anies Baswedan.
Yang penting hari ini adalah, Indonesia jangan terpecah-pecah, meski kabinet sudah ‘pecah belah’ oleh kepentingan Pilpres. Seperti yang dikatakan penyanyi Tony Q Rastafara, “Tak ada musuh abadi, tak punya teman sejati. Yang ada hanya kepentingan ada yang menjadi hobi pakai cara tak terpuji. Waspadai politik adu domba yang akan merusak kita.” Waspada, waspada! (Wartawan Utama)
















