Saya merumuskan KKTP untuk Asesmen Awal Kognitif, dengan kategori “Paham Utuh”, “Paham Sebagian”, dan “Belum Paham”. Untuk murid dengan jawaban benar 10 maka termasuk pada “Paham Utuh”, untuk murid dengan jawaban benar 6 sampai 9 maka termasuk pada “Paham Sebagian” lalu untuk murid dengan jumlah jawaban benar kurang dari 6 termasuk “Belum Paham”.
Berdasarkan criteria ini saya membagi menjadi beberapa kelompok dimana setiap kelompok harus terdiri dari murid “Paham Utuh”, murid “Paham Sebagian”, dan murid “Belum Paham”. Diharapkan dengan adanya variasi pemahaman pada kelompok terjadi diferensiasi proses. Murid “Paham Utuh” menjadi mentor/narasumber bagi murid “Paham Sebagian”, sedangkan murid “Belum Paham” akan belajar dari murid lainnya dan menjadi target guru untuk diberikan pendalaman individu dengan pendekatan personal.
Untuk mengakomodir murid dengan gaya belajar Audio dan Visual saya memanfaatkan Video Youtube pada sintak Pemberian Rangsangan (Stimulation) di model pembelajaran Discovery Learning. Diharapkan dengan menayangkan video maka murid dengan gaya belajar audio, visual, dan audio visual menjadi lebih tertarik untuk mengikuti pembelajaran dan memperoleh pengalaman pembelajaran yang bermakna.
Selain itu saya juga membagikan Komik Pembelajaran tentang Fungsi Komposisi yang saya peroleh dari Fitur Perangkat Ajar pada PMM (Platform Merdeka Mengajar). Diharapkan murid dengan gaya belajar visual juga semakin memperoleh pengalaman pembelajaran yang bermakna. Untuk murid dengan gaya belajar Kinestetik diharapkan dapat diakomodir pada saat guru meminta murid melakukan verifikasi dengan aplikasi GeoGebra. Murid kinestetik sangat senang melakukan percobaan-percobaan dengan GeoGebra.
Pada sintak Pembuktian (Verification) saya meminta murid untuk memanfaatkan aplikasi GeoGebra bersama di kelompok masing-masing. Saya memberikan pelayanan bagi murid yang terkendala dalam pemanfaatan Aplikasi GeoGebra. Namun tidak begitu sulit untuk mengajak generasi Millenial ini untuk bereksplorasi dengan GeoGebra, karena memang mereka hidup sudah pada zaman teknologi dan mereka akan merasa sangat bahagia jika belajar memanfaatkan gawainya masing-masing.
Dengan adanya pemanfaatan teknologi ini murid menjadi semakin enjoy dan semangat dalam belajar. Setelah mereka memahami materi dan sudah melakukan verifikasi dengan GeoGebra, murid menjadi lancer dalam menyelesaikan masalah yang diberikan. Mereka menulis penyelesaian masalah pada buku masing-masing.
Setelah semua sintak pembelajaran dengan model Discovery Learning telah saya laksanakan, saya melaksanakana sesmenformatif untuk melihat sejauh mana kemampuan murid untuk memahami materi yang telah dipelajari.
Asesmen Formatif yang saya laksanakan dengan memanfaatkan Aplikasi Kahoot dengan gawainya masing-masing. Kelebihan Aplikasi Kahoot adalah murid merasakan tantangan sambil mengasah kemampuan pemahaman murid dengan evaluasi berbasis game.
Di akhir pembelajaran saya meminta murid untuk melakukan refleksi atas pembelajaran yang telah dilaksanakan. Saya meminta beberapa orang murid untuk maju kedepan dan menyampaikan refleksi di depan kelas dan didengar oleh semua murid. Saya meminta murid menjawab 3 hal berikut: 1)Bagaimana perasaanmu setelah mengikuti pembelajaran Matematika hari ini? 2)Apa hal baik yang sudah dilaksanakan guru dan perlu dipertahankan untuk pembelajaran berikutnya? 3)Apahal yang belumbaik dan perlu ditingkatkan oleh guru mudalam melaksanakan pembelajaran Matematika?
Dari hasil refleksi pada umumnya murid mengaku sangat senang belajar matematika berdiferensiasi menggunakan tekhnologi GeoGebra, Quizizz, dan Kahoot.Diharapkan dengan refleksi ini menjadi pedoman bagi saya untuk melaksanakan pembelajaran yang berpihak pada murid yang lebih baik pada pertemuan berikutnya.
Dampak Pembelajaran Berdiferensiasi Bersama Gadizz Makkah (Geo Gebra model Discovery Learning bersama Quizizz dan Formatif Kahoot), murid menjadi lebih memahami tentang Sifat Asosiatif dan Komutatif pada Fungsi Komposisi dan murid merasa lebih bersemangat dalam belajar karena memanfaatkan gawai. Mereka merasa enjoy dan senang karena diperbolehkan memanfaatkan gawainya dalam pembelajaran secara legal. Instruksi “Ayo Berteknologi” pada buku pegangan murid dari KemendikbudRistek tahun 2021 juga terealisasi. Semua murid ikut terlibat dalam memberikan tanggapan dan jawaban sehingga semua yang ada di dalam pemikiran murid dapat tercurahkan. Selain itu murid tidak punya waktu lagi untukdiam-diam bermain game atau membuka media sosialnya di saat jam pembelajaran.
Dampaklainnya adalah murid merasa pembelajaran lebih bermakna karena mereka dikelompokkan berdasarkan kemampuan awal, sehingga dalam satu kelompok ada yang berperan sebagai narasumber, ada yang menerima informasi dari narasumber, ada yang mendapatkan pendekatan personal dari guru. Murid audio dan visual juga merasa senang dengan adanya penayanganYoutube di awal pembelajaran. Murid visual juga memanfaatkan komik sebagai sumber belajarnya. Untuk murid kinestetik bias bereksplorasi lebih jauh dan berulang kali dengan memanfaatkan GeoGebra.
Hasilnya sangat efektif terlihat dari respon murid pada saat refleksi yang dilaksanakan di akhir pembelajaran. Murid menjadi mampu memanfaatkan Aplikasi GeoGebra dalam pembelajaran matematika. Tidak hanya di kelas, mereka bias mengulang kembali pemanfaatan GeoGebra karena tersedia dalam bentuk aplikasi (unduh di Play Store) dan juga berbasis web. Kebutuhan belajar murid terpenuhi dengan adanya pembelajaran berdiferensiasi yang diawali dengan asesmen awal kognitif dan non kognitif, lalu diakhiri dengan refleksi.
Respon murid terhadap praktik yang telah penulis lakukan sangat baik, dibuktikan dengan adanya testimoni murid setelah melaksanakan pembelajaran terlihat bahwa murid semakin senang belajar matematika.
Aplikasi GeoGebra masih baru bagi murid, sehingga murid berminat dalam memanfaatkannya dan aplikasinya mudahdi akses, serta jaringan juga lancar, murid memiliki gawai juga kuota internet sehingga murid senang dan antusiasse lama mengikuti PembelajaranBerdiferensiasi Bersama Gadizz Makkah (GeoGebra model Discovery Learning bersamaQuizizz dan FormatifKahoot). Saat pendekatan individu, membuat murid dengan kategori “Belum Paham” menjadi lebih dihargai dan dianggap, murid kategori “PahamUtuh” menjadi lebih percaya diri menjadi tutor sebaya dan narasumber bagi rekan lainnya pada pembelajaran berdiferensiasi.
Pembelajaran berdiferensiasi ini sangat penting untuk diterapkan agar potensi dari peserta didik dapat lebih terasah dan tergali, karena pembelajaran dimulai dari perencanaan yang dibuat dengan memetakan kebutuhan peserta didik, yang dapat dilihat dari kesiapan belajar murid, gaya belajar dan profil belajar. Pembelajaran berdiferensiasi di kelas dapat diterapkan dengan berbagai strategi diantaranya berdiferensiasi proses, konten, dan produk.
Pembelajarn berpihak pada murid dengan mempertimbangkan kodrat zaman murid membuat guru tertantang untuk mendesain pembelajaran berdiferensiasi dengan mengintegrasikan denga nteknologi. Dengan melaksanakan PembelajaranBerdiferensiasi Bersama Gadizz Makkah (GeoGebra model Discovery Learning bersamaQuizizz dan FormatifKahoot), penulis telah mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat pada murid sesuai dengan pemikiran KI Hajar Dewantara.
Semoga praktik baik ini menjadi solusi bagi guru Matematika dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi pada kurikulum Merdeka.(*)
