Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad yang hadir langsung di lokasi menyebut bahwa usulan Gibran menjadi cawapres Prabowo tersebut merupakan hasil resmi dari rapat DPC Gerindra Tangsel. Ia kemudian memastikan bahwa Gerindra pusat akan mempertimbangkan usulan yang masuk. “Kami pikir itu adalah aspirasi dari cabang yang nanti menjadi salah satu pertimbangan dari calon presiden Partai Gerindra juga untuk menentukan wakil presiden,” ujar Dasco.
Pegiat media sosial (medsos) Denny Siregar mengunggah video berjudul ‘Surat Cinta untuk Bapak Jokowi’ yang isinya kritik dan pengingat atas langkah politik anak-anak Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kader PSI yang juga menggeluti dunia medsos, Ade Armando, heran dengan Denny Siregar.
Dalam video tersebut, Denny Siregar mengungkit gugatan usai capres-cawapres di MK yang dihubung-hubungkan dengan Gibran Rakabuming. Selain itu, dia juga mengomentari soal Kaesang yang menjadi Ketum PSI. Lewat konten tersebut, Denny mengaku menyampaikan rasa khawatirnya terhadap Presiden Jokowi yang dia cintai.
“Banyak yang marah dengan video saya ‘Surat Cinta Untuk Pak Jokowi’. Mereka bilang saya sudah mulai menyerang presiden karena mendukung Prabowo,” kata Denny di akun medsos X.
Akhirnya, politik dinasti yang awalnya tak begitu dikenal, sejak era reformasi dan rezim Pilkada serentak terus mengemuka. Pengertian politik dinasti, di situs mkri.id milik MK dapat diartikan sebagai sebuah kekuasaan politik yang dijalankan oleh sekelompok orang yang masih terkait dalam hubungan keluarga. Dinasti politik lebih identik dengan kerajaan. sebab kekuasaan akan diwariskan secara turun temurun dari ayah kepada anak. Agar kekuasaan akan tetap berada di lingkaran keluarga.
Menilik hal itu, maka peluang terjadinya politik dinasti terbuka lebar saat ini. Apalagi MK telah membatalkan UU Pilkada Nomor 8 Tahun 2015 Pasal 7 huruf r mengatur tentang bagaimana cara menjadi calon kepala daerah melalui Pilkada serentak. Dalam pasal itu, seseorang yang mempunyai hubungan darah atau konflik kepentingan dengan incumbent tidak diperbolehkan maju menjadi calon kepala daerah. Pascadicabut, tentu menjadi lampu hijau kembali. Begitu juga dengan tingkat Pilpres.
Dosen ilmu politik Fisipol UGM, A.G.N. Ari Dwipayana pernah mengatakan, tren politik kekerabatan itu sebagai gejala neopatrimonialistik. Benihnya sudah lama berakar secara tradisional. Yakni berupa sistem patrimonial, yang mengutamakan regenerasi politik berdasarkan ikatan genealogis, ketimbang merit system, dalam menimbang prestasi.
Pada akhirnya, semua akan menjadi “beban” tersendiri bagi Presiden Jokowi. Ada yang menduga, Jokowi tak akan melepas Gibran menjadi calon wakil Presiden. Karena takut akan terpatri pada rakyat Indonesia, Jokowi identik dengan politik dinasti. Yang akan meruntuhkan 10 tahun kekuasaan Jokowi yang dianggap sempurna itu. Tapi hal itu bisa jadi diabaikan Jokowi, karena peluang anaknya menjadi Wapres 2024 terbuka, dan berpeluang menjadi Presiden 2029 saat umurnya 41 tahun.
Pat Riley, seorang pelatih basketball dari Amerika Serikat pernah berujar soal dinasti ini. Apalagi mereka yang datang dari kekurangan, akhirnya mendapatkan kekuasaan. Karena kekuasaan itu candu, maka semua ‘halal’ dilakukan. Dia berujar, “Dari bukan siapa-siapa hingga pemula. Dari pemula hingga pesaing. Dari pesaing menjadi pemenang. Dari pemenang menjadi juara. Dari juara ke Dinasti.” Kita lihat saja, bagaimana akhirnya politik dinasti Jokowi ini. Ada atau tidak. (Wartawan Utama)
















