Ia menyampaikan, untuk menutupi permaiman dari oknum tersebut itik didatangkan dari Lubuk Alung Pariaman.
Dan untuk menyelesaikan permasalahan di internal kelompok tani tersebut, ia bersama dengan anggita lainnya telah berupaya dengan mengadakan musyawarah sehingga jelas benang merah dari program bantuan yang diperoleh oleh kelompoknya itik.
” kami gelar musyawarah sekitar bulan agustus kemarin, tapi tidak menghasilkan hasil, masa iya, itil bantuan dijual, uangnya entah kemana, dan berapa jumlah kami tidak tau, sewaktu musyawarah kami sudah dibayangkan dengan hutang sebesar Rp170 juta, hutanh dari mana itu, makanya tidak ada jalan penyelesaian, “tegasnya.
Dan, ironisnya berdasarkan pengakuan dari pengurus kelompok tani taruko tersebut ketua unit peternakannya itu juga ikut serta menerima sebanyak 1000 ekor itik petelur pada waktu yang sama namun anggarannya bersumber dari pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan. ( Rio)




















