JAKARTA, METRO–Mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, telah siap jika ada panggilan takdir untuk maju dalam kontestasi pilpres 2024. Pernyataan ini merespons elektabilitasnya yang tinggi dalam sejumlah hasil survei.
Tak dipungkiri nama Ridwan Kamil kerap muncul dalam fenomena bursa calon wakil presiden (cawapres). Bahkan, Ridwan Kamil sempat digadang-gadangkan sebagai bakal cawapres pendamping Ganjar Pranowo.
“Jika ada panggilan takdir untuk maju, intinya saya harus siap. Apakah dalam kapasitas ditugaskan sebagai kader partai ataupun harus siap jika dipanggil sebagai kapasitas pribadi. Apapun demi negara tentunya kita harus siap,” kata Ridwan Kamil kepada wartawan, Rabu (4/10).
Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menjelaskan, hasil survei yang menempatkan dirinya sebagai cawapres dengan elektabilitas yang tinggi, merupakan hasil kerja keras selama mengabdi kepada masyarakat. Baik sebagai Gubernur Jawa Barat maupun Wali Kota Bandung.
“Hasil survei itu aspirasi dan harapan masyarakat,” ucap pria yang karib disapa Kang Emil.
Kang Emil juga mendengar bahwa namanya sempat digadang-gadangkan masuk bursa cawapres pendamping Ganjar. Dia mengakui memang berteman baik dengan mantan Gubernur Jawa Tengah itu selama menjabat sebagai kepala daerah.
“Di mana kami pernah sebagai gubernur, sahabat yang baik. Tapi, tentunya kita serahkan keputusan ini kepada pimpinan-pimpinan di partai, bagaimana yang terbaik untuk perjodohan dan untuk kedepannya,” jelasnya.
Tak hanya dengan Ganjar, RK menyebut seluruh capres yang sudah mendapat dukungan merupakan sahabatnya, baik itu Prabowo Subianto maupun Anies Baswedan. Menurutnya, peta politik 2024 masih sangat dinamis dan bisa terus berubah, sampai menjelang pendaftaran pasangan capres-cawapres ke KPU RI.
“Sampai menjelang-menjelang pendaftaran saya menduga akan ada banyak hal-hal yang sifatnya dinamis,” ungkap Ridwan Kamil.
Cucu dari tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Barat yakni, KH. Muhyiddin ini menambahkan, selama bertugas sebagai gubernur, memiliki program yang bersentuhan langsung dengan masyarakat muslim. Khususnya warga NU.
“Ada One Pesantren One Produk, lima ribuan pesantren selama lima tahun mempunyai bisnis dan mayoritas adalah pesantren NU,” papar Ridwan Kamil.
Ia juga mengaku, turut melahirkan program keumatan yang dinamai satu desa satu hafiz. Bukan hanya dengan NU, ia mengaku bahwa masyarakat berlatar belakang Muhammadiyah dan masyarakat muslim lainnya pun dekat dengan dirinya.
“Artinya masyarakat juga sudah cerdas melihat mana pemimpin yang punya program-program keumatan yang nyata,” pungkas Ridwan Kamil. (jpg)
