“Ada yang setuju Prabowo Presiden, Ganjar Cawapres? Coba, wes nggak usah didengerin. Kok enak banget gitu lho nggatuk-nggatukken. Lha kamu mau nggak?” tanya Megawati.
“Enggak,” jawab para kader PDIP.
Saat Rakernas PDIP berlangsung, lembaga survei yang cukup punya nama, Indikator Politik Indonesia (IPI) ternyata juga merilis hasil survei. Hasilnya menunjukkan, PDIP tetap memiliki elektabilitas atau tingkat keterpilihan paling tinggi di antara partai politik yang lain. Partai penguasa DPR itu memiliki elektabilitas 26 persen.
Di urutan selanjutnya diisi Partai Gerindra dengan elektabilitas 12,6 persen dan Partai Golkar dengan 9,2 persen.
Lalu, disusul oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 7,5 persen; Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 5,2 persen; Partai Demokrat 5,1 persen; Partai Nasdem 4,8 persen; dan Partai Amanat Nasional (PAN) dengan 4,5 persen.
Di bawah itu, ada Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 2,4 persen dan Partai Perindo 1,9 persen.
Namun demikian, yang perlu dicermati, masih ada 19 persen yang belum menentukan pilihan dari total yang disurvei. Partai lainnya kurang dari 1 persen. Survei ini dilakukan pada 25 Agustus-3 September 2023 dengan metode wawancara tatap muka. Jumlah respondennya mencapai 1.200 orang yang dipilih dengan metode multistage random sampling. Margin of error survei mencapai +/- 2,9 persen. Tingkat kepercayaan survei 95 persen.
Survei yang menyebut PDIP masih di atas angka 20 persen ini bukan barang baru. Karena sejak Pemilu 2019, PDIP seperti tak tergoyahkan oleh partai-partai lain. Satu partai yang terus menguntit di nomor dua adalah Partai Gerindra yang diketuai Prabowo Subianto. Bervariasi jaraknya, ada yang menyebut cuma beberapa persen, tak sedikit yang menyatakan jauh. Seperti Indikator yang menyebut jarak 13,4 persen. Sungguh angka yang sangat jauh.
Tapi PDIP, Megawati dan semua unsurnya jangan jemawa atau sombong dulu. Lima bulan memang tak lama, tapi semua bisa terjadi. Andai tetap fokus mencalonkan Ganjar dan pasangannya, PDIP juga harus bersiap tak lagi menjadi partai pemerintah. Karena lawan yang dihadapi, utamanya Prabowo cukup kuat. Apalagi saat ini, kemana arah dukungan Jokowi belum ada kepastian. Anaknya yang menjadi Ketum PSI tentu sudah merupakan sinyal. Apalagi jika MK mengabulkan permohonan syarat umur Capres bisa mulai dari 30 tahun. Artinya Gibran bisa jadi wakil Prabowo.
Nah, sebagai pemenang Pileg versi lembaga survei, PDIP harus lebih bekerja keras dan hati-hati. Presiden Soekarno dalam Kongres Rakyat Jawa Timur di Surabaya, 24 September 1955 pernah berujar, “Negara Republik Indonesia ini bukan milik sesuatu golongan, bukan milik sesuatu agama, bukan milik sesuatu suku, bukan milik sesuatu golongan adat-istiadat, tetapi milik kita semua dari Sabang sampai Merauke!” Apapun yang terjadi hari ini, siapapun pemenang Pileg atau Pilpres, Indonesia jangan sampai punah. Kita harus terus bersatu. (Wartawan Utama)
















