“Ini kita lakukan karena anjing tersebut sudah berkeliaran di seluruh kampung, kita tidak tahu hewan mana yang telah di gigit. Selain itu kepada seluruh masyarakat yang memiliki hewan peliharaan agar dapat mengikat peliharaannya, terutama anjing,” ungkapnya Sovia.
Kasus orang digigit anjing liar yang terjadi di Padang pada tahun ini mengalami peningkatan bila dibandingkan pada tahun sebelumnya. “Tahun ini meningkat pesat, dimana sebelumnya hanya gigitan biasa, dan sekarang adalah serangan yang dilakukannya secara berpindah-pindah,” katanya.
Sovia menuturkan, anjing yang menggigit warga sudah ditangkap dan kondisinya mati. Sehingga, tubuh anjing ini akan dibawa ke laboratorium untuk memastikan kembali secara labor apakah positif rabies atau tidak. Namun, secara finish sudah bisa dinyatakan suspek rabies,
“Agar lebih validnya dan ada legalitasnya, harus dilakukan pemeriksaan ke labor. Sudah ada sebanyak 23 orang tergigit anjing suspek rabies. Kalau sudah menggigit, bisa dikatakan suspek rabies,” ujarnya.
Sementara, salah seorang korban bernama Farel Kany yang merupakan murid SMA 15 Padang Jalan Limau Manis, Kecamatan Pauh, Kota Padang mengaku, dirinya digigit anjing saat memarkirkan sepeda motornya pagi hari di sekolah.
“Saya sedang memarkirkan sepeda motor. Jadi anjing ini datang dari bawah atau arah Bandar Buat menuju ke arah SMAN 15 Padang. Setelah memarkirkan kendaraan dan hendak masuk ke sekolah datang anjing dari arah belakang saya,” ungkapnya.
Melihat adanya anjing yang menyerangnya, Farel langsung menendang hewan yang mencoba menggigitnya. Setelah ditendang, anjing tersebut langsung lari. Namun, dirinya sempat juga dikejar oleh anjing dan digigit.
“Awalnya tidak sadar, saya kira ada kaki saya terkena kayu. Setelah dilihat, ternyata digigit anjing. Saya tendang lalu anjing itu kabur. Beberapa saat setelah digigit, saya merasakan sakit pada bagian betisnya dan sudah terdapat luka gigit,” katanya.
Farel menyebutkan, selain dirinya, ada warga yang sedang lewat dikejar oleh anjing tersebut. Dirinya pun melihat ada beberapa seniornya di sekolah termasuk guru yang juga digigit anjing.
“Karena sudah sakit sekali, barulah dilaporkan ke guru untuk meminta izin untuk berobat. Saya mendapatkan perawatan dengan disuntik tetanus oleh pihak RS Unand,” tutupnya. (cr2)




















