Sebagaimana yang telah dirancang oleh Kemdikbudristek RI melalui Pusat kurikulum dan Pembelajran, ada berbagai jenis strategi diversifikasi kurikulum, seperti Diversifikasi Kurikulum Hak Asasi Manusia (HAM), Diversifikasi Kurikulum Pencegahan Ekstremisme, Diversifikasi Kurikulum Kemaritiman, Diversifikasi Kurikulum Kebencanaan dan lain sebagainya. “Dalam hal ini, perwakilan satuan pendidikan Kota Payakumbuh ditetapkan sebagai sekolah model pengembangan diversifikasi kurikulum Kebencanaan Banjir. Walaupun saat ini Banjir jarang melanda Kota Payakumbuh, namun perlu edukasi dalam upaya pencegahan dan penanggulangan banjir terhadap peserta didik, tenaga pendidik, tenaga non pendidik, komite sekolah, pihak yayasan, di seluruh jenjang satuan pendidikan di Kota Payakumbuh,” ujar Rida.
Pada kesempatan tersebut, orang nomor satu di lingkup pemerintah daerah Kota Payakumbuh itu meminta agar tim pengembang kurikulum (TPK) yang telah dibentuk juga melakukan koordinasi dengan institusi dan instansi lain seperti perguruan tinggi, LPMP, dewan pendidikan, DPRD, LSM, tokoh masyarakat, Komite Sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, orangtua, budayawan, dan lainnya yang relevan dan yang terkait serta tidak terlepas dari koordinasi dan binaan dari Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kemdikbudristek RI.
“Dan selanjutnya mengembangkan upaya untuk pengurangan risiko dan resiliensi, baik secara individu maupun kolektif, mengembangkan kesiapan untuk mendukung ketangguhan komunitas dan mengurangi dampak negatif dari risiko bencana, meningkatkan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan besar dan mendadak, serta menumbuh kembangkan nilai dan sikap kemanusiaan, serta kepedulian,” ujarnya.
Sementara itu, Plt. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran badan Standar Kurikulum dan Assesmen Pendidikan (BSKAP), Dr. Zulfikri Anas, M. Ed dalam sambutannya mengatakan jika kegiatan penyusunan kurikulum pembelajaran bencana ini bertujuan untuk menguatkan karakter anak serta mengondisikan satuan pendidikan agar anak-anak sejak dini menyadari resiko bencana yang ada di sekitar. “Bencana ini sebenarnya tidak pernah ada jika kita semua Arif dan bijaksana dalam menyikapinya,” katanya. (uus)




















