Ia menambahkan, aksi penyegelan itu dilakukan sebagai bentuk kekecewaan karena mereka tidak kunjung bisa bertemu dengan Bupati untuk menyampaikan aspirasi mereka terkait berbagai persoalan, padahal mereka sengaja tidak masuk kuliah agar bisa bertemu Bupati dan menyampaikan sejumlah persoalan.
Dalam orasinya Mahasiswa menyampaikan sejumlah persoalan, diantaranya terkait janji-janji Bupati di bidang pertanian, sistem resi gudang yang belum terealisasi dengan baik. Persoalan pupuk, dan persoalan hubungan Bupati -Wakil Bupati yang tak kunjung membaik.
“Kami minta realisasi Bupati untuk masyarakat, terutama petani. Banyak persoalan yang dihadapi, masalah pupuk, sistem resi gudang dan hubungan Bupati-Wakil Bupati,” ucap Mahasiswa.
Sementara, Asisten II Eki Hari Purnama, menyampaikan kepada perwakilan mahasiswa bahwa Bupati dan Wakil Bupati memang tidak berada di kantor. Namun, mahasiswa yang ngotot ingin bertemu bupati langsung melihat Bupati dan wakil Bupati keruangan kerjanya.
Namun, karena mahasiswa tidak menemukan Bupati dan beberapa saat melakukan orasi, kemudian mebubarkan diri. Mereka bertekat akan kembali lagi jika tidak bertemu Bupati untuk menyampaikan sejumlah masalah terutama terkait visi dan misi bupati dibidang pertanian. (uus)
















