Dikatakan, untuk kebutuhan BBM para nelayan yang menggunakan mesin boat atau mesin tempel 15 PK, membutuhkan 15 liter BBM ketika melaut. Sementara untuk jenis mesin Ketinting atau Robin, membutuhkan 5 liter BBM.
Dengan kondisi yang demikian, Syahroni berharap ada solusi yang lebih mudah bagi para nelayan dalam mendapatkan BBM. Karena mengingat jarak antara kampungnya dengan kantor dinas Perikanan dan Pangan Kota Padang cukup jauh, dan belum lagi menunggu antrean mengurus surat.
Syahroni juga menceritakan keadaan laut saat ini yang dijadikan sebagai tempat sebagai mata pencaharian nelayan, katanya, kondisi cuaca yang lebih kurang dua bulan ini kurang bersahabat.
“Kurang lebih dua bulan ini, kondisi badai cukup kencang, maka banyak diantara kami tidak melaut, kadangkala ada juga yang memaksakan, tentunya ini dengan risiko yang besar, bisa saja kapalnya hancur di hantam ombak karena badai,” sebutnya.
Sementara, Wali Kota Padang, Hendri Septa, berjanji akan mencari solusi terbaik bagi nelayan disana, dengan berkoordinasi dengan Pertamina untuk kembali mengaktifkan SPBN sehingga dapat mensejahterakan kehidupan nelayan.
“Saya nanti akan coba bicara dengan pihak Pertamina keinginan dari para nelayan untuk mengaktifkan kembali SPBN agar mereka tidak terlalu jauh membeli bahan bakar. Ini permohonan mereka insyaallah kami akan berusaha bersama pak kadis nanti berusaha berkoordinasi dengan pihak Pertamina, saya minta carikan solusi kepada,” ungkap wako. (cr2)
















