SOLOK, METRO – Sebanyak 2.043 orang tahfiz Alquran se-Kabupaten Solok diwisuda secara bergelombang. Sebelumnya, untuk tingkat SD dengan jumlah peserta 1.319 orang diwisuda, Kamis (31/1). Sedangkan untuk tingkat SMP, SMA dan SMK diwisuda sebanyak 1.075 orang.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Solok, Alizar mengatakan, wisuda tahfiz ini merupakan wujud dari implementasi Magrib Mengaji dan Subuh Berjamaah di lingkungan pendidikan. Serta juga kerja sama antara Kementerian Agama dengan Dinas Pendidikan dalam mewujudkan generasi muda agamis yang hafal Alquran.
“Kita berharap wisuda tahfiz ini menjadi pendorong suksesnya program SUBP yang digagas oleh Bupati Solok,” ujarnya.
Alizar menambahkan, untuk peserta tingkat SD yang wisuda, minimal hafal satu juz. Beberapa diantaranya ada yang sudah dua juz, tiga juz. Sementara itu, untuk tingkat SMP dan SMA minimal bisa hafal tiga juz Alquran.
Bupati Solok, Gusmal mengatakan, kegiatan ini merupakan sebuah upaya untuk menumbuhkan kecintaan generasi muda pada Alquran, proses yang dimulai sejak masih di bangku pendidikan. Pemkab Solok membangun masyarakat yang religi dan agamis dimulai dengan menggerakan program tahfiz pada semua sekolah dengan memberdayakan Guru Pendidikan Agama Islam pada sekolah tersebut bersama Kementerian Agama.
Gusmal mengungkapkan, program tahfiz ini merupakan salah satu alternatif dan solusi penjagaan generasi muda agar lebih produktif dan bermanfaat, tidak hanya bagi diri sendiri namun juga bagi orang lain. Apalagi melihat perkembangan zaman yang terus berubah dengan sangat dinamis.
“Untuk itu, mari dukung program ini, agar kelak- anak-anak kita menjadi anak-anak yang berakhlak mulia, dadanya beirisi iman dan kepalanya berisi Alquran,” katanya.
Gusmal berharap para orang tua, memberikan dorongan agar anak-anak mereka terus meningkatkan hafalannya sampai 30 juz. Selain itu, tingkatkan juga kemampuan bacaan sampai pemahaman makna dan isinya. Tak hanya itu, Gusmal mengatakan melalui pendidikan agama Islam merupakan tonggak dalam pembentukan karakter anak sejak dini. Sehingga diharapkan dapat menjadi perisai dari kencangnya arus modernisasi dan kebaratan yang bertentang dengan nilai-nilai budaya dan adat istiadat Minangkabau khususnya.
Apalagi pada saat ini sebutnya, mengajak anak belajar membaca iqra’ dan Alquran bukanlah pekerjaan mudah bagi para guru maupun orang tua. Karena kemajuan teknologi bisa menjadi tantangan terbesar dalam memperkenalkan iqra’ maupun Alquran kepada anak-anak.
“Pelatihan guru TPA/ MDA harus dilaksanakan setiap tahunnya, ini merupakan sarana untuk meneguhkan iman dan takwa kepada Allah SWT dengan menguatkan ukhuwah islamiah, dalam rangka meningkatkan kualitas dan mutu tenaga pengajar. Serta mewujudkan SDM yang profesional dalam melaksanakan tugas kependidikan TPA/ MDA di kabupaten Solok,” tambahnya.
Selain itu, Gusmal mengharapkan generasi muda dapat memenuhi masjid setiap program Magrib Mengaji dan Subuh Berjamaah. Menurutnya, Subuh berjamaah dan Magrib Alquran menjadi program utama yang harus dilaksanakan oleh seluruh pemangku kepentingan di Solok karena kegiatan tersebut juga kewajiban selaku umat Islam. (vko)