Kini Ganjar didukung oleh koalisi yang terdiri atas PDIP dan PPP serta sejumÂlah partai non-parlemen, yakni Perindo dan Hanura.
Sedangkan Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mengusung Prabowo berÂanggota Gerindra, Golkar, dan PAN, serta sisanya juga partai-partai baru dan non-parlemen.
Di kubu Koalisi PeruÂbahan pengusung Anies Baswedan terjadi perÂpecaÂhan karena Partai DemokÂrat keluar setelah memÂprotes masuknya PKB dan dipilihnya Muhaimin IskanÂdar sebagai bakal cawaÂpres pendamping Anies.
“Sejak deklarasi Anies oleh Nasdem pada tahun lalu, Demokrat bersikeras mengajukan Ketua UmumÂnya Agus Harimurti YuÂdhoyono sebagai cawaÂpres, dengan harapan bisa mendapatkan coattail effect dari pilpres,” tuturnya.
Keputusan Demokrat hengkang dari koalisi meÂnyisakan pilihan untuk berÂgabung dengan kubu PraÂbowo atau Ganjar.
“Ketatnya persaingan bursa cawapres pada keÂdua kubu membuat DeÂmokrat tampak tidak lagi ngotot menawarkan AHY sebagai cawapres, lanjut Prijo.
Tanpa figur AHY seÂbagai sosok cawapres, DeÂmokrat harus berjibaku untuk mempertahankan perolehan suaranya pada pemilu mendatang.
Prijo menambahkan elekÂtabilitas partai-partai di luar poros PDIP dan GerinÂdra cenderung stabil, tetaÂpi memasuki musim kamÂpanye bisa terjadi dinaÂmika. Survei Voxpopuli Research Center dilakukan pada 1-7 September 2023, kepada 1200 responden yang dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling) mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Margin of error survei sebesar 2,9 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen. (jpg)
















