Melita mengakui kondisi dari teras sekolah yang berada di ketinggian tersebut belum berpagar. Pascakejadian jatuhnya siswa baru ditutupi oleh pot-pot bunga. Rencananya, pihaknya buat pagar dalam waktu dekat ini.
“Saat kejadian beberapa guru baru tiba di sekolah dan sedang berberes untuk kegiatan PBM dan berada di gerbang sekolah, jadi tidak ada yang melihat peristiwa tersebut. Tapi untuk mengetahui kebenaranya kami melihat rekaman CCTV Sekolah MTsN II Sawahlunto,” ucapnya.
Melita mengungkapkan pascakejadian dan setelah diperiksa oleh pihak RSUD baik secara Rontgen bahwa kondisi As hanya mengalami luka luar pada bagian telinganya, dan bahunya retak sehingga tangan dari As harus digendong kesebelah tangan yang satu lagi.
“Saat ini As sudah pulang kerumah dan kondisi tangannya masih menunggu kesembuhan baru bisa sekolah. Sedangkan teman korban dikenai sanksi dengan membuat perjanjian dengan pihak sekolah dan disaksikan oleh kedua belah pihak,” kata dia
Namun, di sela-sela wawancara, Melita sempat melarang Posmetro untuk tidak memberitakan peristiwa naas ini. Dan menelepon Kepsek MTsN II Sawahlunto Tatis Arni dan melaporkan kedatangan wartawan.
Terpisah, Kemenag Sawahlunto Dedi Wandra yang dikonfirmasi terkait peristiwa naas di MTsN II Sawahlunto mengakui pihaknya baru mengetahui kejadian tersebut.”Saya baru dapat informasi pagi ini, Rabu (13/9), setelah ada laporan dari pihak sekolah MTsN II Sawahlunto,” tutupnya. (pin)













