Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Padang Mairizon menuturkan, 40 ton dalam sehari, sampah di Padang tidak dikelola. Sampah ini terpediarkan dan menimbulkan bau serta berefek seperti menjadi penyumbang banjir dan lainnya.
Melihat kondisi sampah di Padang, Mairizon tergerak hati untuk mendatangkan Direktur BSI Pancadaya yang juga Ketua Forum Sahabat Emas Peduli Sampah Indonesia (Forsepsi), Mina Dewi Sukmawati. Direktur bank sampah itu sempat bertemu dengan Wali Kota Padang saat melakukan berkantor sehari di Kecamatan Kuranji beberapa hari lalu.
“Kita ingin mengetahui bagaimana mengelola sampah yang baik,” ujarnya di depan peserta sosialisasi.
Direktur BSI Pancadaya yang juga Ketua Forum Sahabat Emas Peduli Sampah Indonesia (Forsepsi), Mina Dewi Sukmawati dalam paparannya menyebutkan, kehadiran bank sampah dibutuhkan masyarakat. Karena bank sampah dekat dengan sumber sampah.
“Apalagi bank sampah dapat mengukur pengurangan sampah, datanya juga akurat,” jelasnya.
Dirinya menyebut bahwa sampai saat ini bank sampah yang ada di Padang berjumlah 46 unit. Nasabah paling banyak terdapat di Kuranji dan Koto Tangah.
“Kita berharap setiap KK terdaftar di bank sampah RW, nantinya, Forsepsi bersedia mendampingi tiap kecamatan dan kelurahan dalam pembentukan bank sampah,” ujarnya.
Sosialisasi itu dihadiri Asisten I Setdako Padang Edi Hasymi, perwakilan dari BWSS V, LKAAM Padang, Forum DAS Padang, Ombudsman Perwakilan Provinsi Sumbar, WALHI Sumbar, PT Pegadaian Area Padang, PSLH Universitas Andalas dan UNP, seluruh camat dan lurah di Padang. Dalam sosialisasi itu juga dilakukan penandatanganan komitmen bersama antara Pemko dengan Forsepsi Padang tentang pengelolaan sampah. (cr2)
