Oleh: Reviandi
PRABOWO datang ke Sumbar Sabtu (9/9) dan telah kembali di hari yang sama. Saat itu, salah satu pasangan calon wakil Presiden yang diajukan adalah Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra. Secara nasional, Yusril bukanlah Bacawapres unggulan untuk Bacapres Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang terdiri dari Gerindra, Golkar, PAN, PBB, Gelora dan Garuda itu.
Hanya ada dua nama yang disebut sangat berpeluang menjadi Bacawapres mendampingi Prabowo menghadapi Pilpres keempat dalam sejarah hidupnya. Pilpres yang bisa saja terakhir, mengingat umur yang sudah menginjak 71 tahun. Pendamping Prabowo sebenarnya punya keunggulan di banding pendamping Ganjar Pranowo (54 tahun) dan Anies Baswedan (54).
Mendampingi Anies atau Ganjar, membuat peluang Cawapres tipis untuk naik kelas 2029 jika menang 2024. Karena keduanya masih berumur ‘muda’ dan pada Pilpres berikutnya dirasakan masih sangat fit. Berbeda dengan Prabowo yang juga kerap menyebut, ini kemungkinan adalah Pilpres terakhirnya. Pendamping tentu bisa mengatur strategi untuk maju.
Meski masih banyak nama yang beredar, di luar Muhaimin “Cak Imin” Iskandar yang telah dipinang Anies Baswedan, hanya dua nama yang diunggulkan. Bahkan petinggi Gerindra sudah mulai ‘keceplosan’ menyebutkan nama itu. Mereka adalah Menteri BUMN yang juga Ketua PSSI Erick Thohir dan Wali Kota Solo/Surakarta Gibran Rakabuming Raka yang juga putra pertama Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Soal Erick Thohir, sudah lama dibicarakan bakal menjadi pendamping Prabowo. Meski bukan orang partai politik, tapi sudah ada beberapa partai yang siap ‘mengendorse’ Erick sebagai Bacawapres. Paling getol Partai Amanat Nasional (PAN) yang memang sudah masuk dalam koalisi pendukung Prabowo.
Erick, Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Ma’ruf Amin 2019 adalah sosok yang kerap mengisi papan atas survei. Survei teranyar yang direlis Polling Institute menempatkan Erick sebagai Cawapres paling potensial. Menjadi sosok Cawapres dengan tingkat elektabilitas atau keterpilihan tertinggi dibanding yang lain.
Polling Institut memasang simulasi 19 dan 5 nama sebagai pilihan figur Cawapres paling potensial. Hasilnya Erick Thohir tertinggi. Erick menempati posisi teratas atau ranking tertinggi sebagai sosok Cawapres yang sangat potensial berkontribusi menaikan suara Capres pasangannya.
Erick seorang pengusaha yang pastinya akan memuluskan langkah tim bergerak memenangkan Pilpres. Meski berasal dari Lampung, Erick sebenarnya adalah orang asli Jawa. Saat berkunjung ke Padang akhir 2022 lalu, Erick menyempatkan diri bertemu ratusan pengurus dan anggota Pujakesuma (Putra Jawa Kelahiran Sumatra).
Selain itu, Erick juga sangat dikenal hari ini sebagi ketua PSSI yang membuat tim nasional Indonesia jauh lebih baik. Bahkan, dia bisa mendatangkan Timnas Argentina bertanding di Indonesia. Segala lini usia Timnas Indonesia kini membaik sejak ditangani Erick. Dia juga sukses menggulirkan Liga Indonesia baik Liga 1 dan Liga 2.
Yang menjadi nilai tambah lain, Erick dikenal dekat dengan kalangan Nahdlatul Ulama (NU). Bahkan, Erick telah mengasosiasikan diri sebagai bagian dari NU dan banyak terlibat dalam kegiatan-kegiatan ormas Islam terbesar di Indonesia itu. Ini juga nilai tambah Erick untuk mengimbangi Bacawapres dari PKB Muhaimin Iskandar juga akan menyasar kalangan Nahdiyin.
Sementara Gibran akan membuat percaturan politik Indonesia memanas. Selain anak Jokowi, Gibran juga politisi PDI Perjuangan. Partai yang telah menetapkan Ganjar Pranowo sebagai Bacapresnya dan masih mencari pasangan. PDIP karena sudah memiliki kursi DPR lebih dari 20 persen (128 dari 575 kursi DPR atau 22,2 persen) tidak memerlukan koalisi.
















