Menurutnya, Sumbar menjadi salah satu daerah untuk belajar pelayanan kesehatan ibu dan anak. Secara spesifiknya mempelajari pemaksimalan penggunaan Buku KIA yang kesuksesan capaian programnya hingga 98 persen. ”Ini sangat penting dipahami, selain juga selalu meningkatkan kualitas petugas kesehatan, sarana kesehatan, dan kualitas pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak,” ujar Dante.
Meski angka kematian ibu dan anak secara global mengalami penurunan cukup signifikan, sambungnya, tetapi bebannya masih cukup tinggi. Di mana pada 2017, hampir 300 ribu perempuan meninggal selama dan setelah kehamilan. “Termasuk kematian bayi, yang tercatat sekitar 5 juta kematian setiap tahunnya,” terangnya.
Melihat kondisi demikian, melalui kegiatan “Knowlegde Sharing Program on Maternal and Child Health Handbook” perlu dilakukan optimalisasi penggunaan Buku KIA dalam mendukung kesehatan ibu dan anak.
Sebab, Buku KIA berperan penting sebagai alat berbasis rumah, untuk memastikan kesehatan ibu dan anak berkelanjutan. Oleh karena itu, dapat memberikan kesempatan berbagi pengalaman di antara negara-negara peserta.
“Kami mengapresiasi Gubernur dan Pemprov Sumbar, yang telah berkolaborasi dengan JICA dan Kemenkes untuk perhelatan acara ini. Semoga program ini dapat menghasilkan solusi dalam peningkatan pelayanan bagi ibu hamil dan bayi, agar ke depan lebih baik,” ucapnya.
Kepala Kantor Perwakilan JICA Indonesia Takehiro Yasui menyampaikan, kegiatan “Knowledge Sharing Program” ini bagian dari kerangka proyek kerja sama teknis lima tahun (2018-2023) yang terjalin antara Kemenkes RI dan JICA. Indonesia adalah negara pertama di dunia memperkenalkan Buku KIA secara nasional.
“Sebelumnya Pemerintah Indonesia bersama JICA telah menyelenggarakan pelatihan internasional untuk memperkuat implementasi Buku KIA ini, dengan mengundang perwakilan 17 negara di Asia, Timur Tengah, dan Afrika dengan,” terangnya.
Takehiro menyebutkan, program ini ditujukan tidak hanya untuk berbagi pengetahuan, tetapi juga menciptakan berbagai tahap persiapan strategi masa depan, untuk menghadapi masalah-masalah spesifik terkait kesehatan ibu dan anak di berbagai negara.
“Kami di JICA menegaskan kepedulian yang sama tentang bagaimana kita dapat memperkuat keberlangsungan pengasuhan ibu dan anak, serta menjamin mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak,” tukasnya.
Kegiatan “Knowlegde Sharing Program on Maternal and Child Health Handbook”digelar lima hari, mulai 10 hingga 15 September 2023. Para peserta meninjau pelayanan kesehatan melalui kunjungan lapangan ke RSUP Dr M Djamil, Posyandu, Puskesmas, dan Kids and Mom Care di Kota Solok, serta Dasa Wisma di Kabupaten Tanah Datar. (AD.ADPSB)
















