Sementara itu di sektor infrastruktur, katanya lagi, dibahas rencana pembangunan Jalan Bungus Lubuk Kilangan atau Tarantang (Lingkar Timur) untuk menyikapi terjadinya peningkatan arus lalu lintas, sehingga diperlukan jalan pengurai simpul-simpul kemacetan di sekitar Gaung Teluk Bayur,” katanya.
Ada pun di sektor pendidikan, Pemprov Sumbar disebut Medi tengah berupaya untuk mengembangkan SDM melalui program vokasi demi terwujudnya SDM unggul untuk menopang pertumbuhan industri dan pertumbuhan ekonomi nasional. Kerja sama ini direncanakan meliputi pengembangan penyelarasan kurikulum, peningkatan kompetensi guru untuk memperoleh sertifikat internasional, hingga rekruitmen lulusan SMK.
Selain itu, di bidang infrastruktur turut dibahas rencana pembangunan terminal terintergrasi jalur perkeretaapian. Hal ini diupayakan sekaligus untuk mendukung kebijakan dan strategi pengembangan perkeretaapiaan demi mendukung sektor pariwisata. Sebab, Sumbar tidak hanya memilii potensi sebagai destinasi kunjungan, tetapi juga daerah perlintasan di Sumatera.
Mahyaledi berharap, agar rencana-rencana yang mengapung dalam pertemuan dengan JICA dapat terwujud. “JICA sangat menyambut baik rencana-rencana yang kita upayakan, dan nantinya akan ditindaklanjuti dengan nota kesepakatan atau MoU,” ucap Mahyeldi.
Di sisi lain, Perwakilan JICA untuk Indonesia, Yasui Takehiro, menegaskan keinginan besar JICA dan Pemerintah Jepang untuk berkolaborasi dengan Pemprov Sumbar dalam berbagai bidang. Sumbar dipilih untuk fokus kerja sama karena dinilai memiliki perhatian, keinginan, dan semangat yang besar dalam hal membangun daerah.
“Sebab, kami menangkap niat Pemprov Sumbar adalah untuk mensejahterakan masyarakat. Oleh karena itu setiap perencanaan yang dipaparkan sangat mungkin untuk kita wujudkan dengan kerja sama,” turut Yasui Takehiro. (fan)
