“Klub yang belum menyelesaikan kewajibannya kami imbau untuk menyelesaikannya. Saat ini ada beberapa yang masih bersengketa di NDRC (National Dispute Resolution Chamber/atau Badan Penyelesaian Sengketa Nasional). Kami harus mengasistensi itu sampai selesai,” papar Ferry.
Menurut mantan ketua Pengurus Daerah (Pengda) PSSI DKI Jakarta tersebut, LIB juga punya sikap tegas terhadap klub yang belum menuntaskan kewajibannya sampai kickoff Liga 2 dimulai pada 10 September mendatang. Yaitu, menahan kontribusi klub.
“Artinya, kalau belum selesai sampai waktu kickoff Liga 2, akan pakai sistem cut first. Kontribusinya akan kami tahan untuk menyelesaikan tunggakan tadi,” tegas Ferry.
Ferry menilai cara tersebut lebih fair ketimbang menunda pelaksanaan Liga 2. Musim ini setiap klub Liga 2 mendapatkan subsidi Rp 1,25 miliar. Subsidi itu dibagi ke dalam tujuh termin. “Termin pertama turun bulan ini,” terang mantan direktur olahraga Persija Jakarta tersebut.
APPI menyambut baik konsep PT LIB tersebut. Menurut Aji, cara itu juga dipakai untuk menyelesaikan tunggakan gaji musim lalu.
“Namun, harus ada sinkronisasi antara PT LIB dan PSSI. Jadi, dari sisi regulator, klub-klub (yang menunggak gaji, Red) tidak bisa mendaftarkan pemainnya. Lalu, dari sisi operator, subsidi untuk klub ditahan,” tutur Aji. (jpg)




















