Karena nama-nama lain yang bertarung adalah 3 Widiawati, mantan calon Wakil Bupati Sijunjung 2020 nomor 4 Mendro Suarman, 5 Gusrial, 6 Elda Yanti, 7 mantang anggota DPRD Sawahlunto Hasjonni Sy, 8 Rosman, 9 Nindi Putri Dinanti, 10 Rifaldi dan 11 Febry Nedi Dwi Arinda. Agak berat bagi Demokrat jika ingin mempertahankan dua kursi.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada 2019 mendudukkan Budiman Dt Malano Garang dengan suara 11.918 dari total 56.612 suara PKS. Berbeda dengan Pemilu sebelumnya, mantan anggota DPRD Padang itu kini nomor urut 2. PKS menempatkan Wakil Ketua DPRD Sijunjung Syofian Hendri di nomor urut 1. Syofian 2019 maju dari Dapil Sijunjung I (Sijunjung, IV Nagari, Kupitan) dan meraih 1.453 suara.
PKS mirip seperti Gerindra di Dapil ini yang mengangkat cukup banyak calon anggota DPRD Kabupaten/Kota ke Sumbar. Nomor urut 3 ada Hanifa Miftahur Rahma, nomor 4 anggota DPRD Padangpanjang Nasrullah Nukman yang Pemilu lalu mendapatkan 588 suara dari Padangpanjang Barat, 5 Ikhwan Efendi, 6 Refita, 7 Sepda Irawati, 8 AYS Dt Taluma Basa, 9 Gusnaini, 10 Anggota DPRD Sijunjung Antonio Oksa Mursil yang 2019 maju dari Sijunjung II (Koto VII, Sumpur Kudus) dan meraih 1.838 suara. Mahendra di nomor urut 11.
Golkar akan mengubah kekuatannya di Dapil ini, pascaanggota DPRD Sumbar Hendra Irwan Rahim memilih jalur DPD RI. Hendra 2019 mendapatkan 10.434 suara dari total 43.881 yang diraih Golkar. Untuk menggantikan Hendra, Golkar memasang Farda Gusneti di nomor urut 1. 2019 Farda Gusneti bertarung di DPR RI dari Dapil Sumbar I. Sementara nomor urut 2 diisi Zaksai Kasni yang merupakan istri mantan Bupati Dharmasraya Adi Gunawan. Adi saat ini menjadi Wakil Ketua DPRD Dharmasraya dari Partai Gerindra.
Mantan Wakil Bupati dan Bupati Tanhdatar Zuldafri Darma ditempatkan Golkar di nomor urut 3. Sementara nomor urut diisi anggota DPRD Padangpanjang yang juga mantan Ketua DPRD Padangpanjang Novi Hendri yang 2019 lalu mendapatkan 803 suara dari Padangpanjang Timur. 5 Marlina Suswati, 6 mantan anggota DPRD Sumbar yang juga mantan Ketua LKAAM Sumbar Sayuti Dt. Rajo Pangulu, 7 Janerivo Hot Mario, 8 Indra Jaya, 9 Rusda Agus dan 10 Syahrial Salam.
Sama dengan Golkar, PDIP juga bakal mengganti incumbentnya, Leli Arni yang 2019 lalu meraih 12.425 suara dari total 32.948 suara Golkar. Leli kini ditugaskan menjadi Bacaleg DPR RI dari Dapil Sumbar I. Penggantinya, Ketua DPRD Dharmasraya Pariyanto yang Pemilu lalu mendapatkan 1.725 suara dari Dharmasraya II (Sitiung, Padang Laweh, Timpeh), nomor urut 2 anggota DPRD Sijunjung Dasep dengan bekal 1.043 suara dari Sijunjung III (Tanjung Gadang, Lubuk Tarok, Kamang Baru).
Lalu ada nama Davina Lestari nomor urut 3. Adik kandung Bupati Dharmasraya Sutan Riska yaitu Varel Oriano nomor urut 4, nomor 5 Heldy Chandra, 6 Rosmanidar, 7 Hengki Purnanda, 8 mantan anggota DPRD Sumbar dari NasDem Evel Murfi Saifoel, 9 Eka Darmayanti, 10 Agusmandoni dan 11 Asnetfine.
Partai NasDem masih mempercayakan nomor urut 1 kepada Taufik Syahrial Tarjok yang mendapatkan 7.955 suara dari total 29.896 suara Nasdem 2019. Nomor urut dua mantan anggota DPRD Sumbar Mumaizer Dt. Gamuak, 3 Neneng Siti Juwariyah, 4 Tuanku Mudo Ismet Is, 5 Nasrul A, 6 Desi Swastika, 7 Amrizal, 8 Risnawelly R, Romi Azwar, 10 Fauzia Permata Intan dan 11 Erick Hamdani Ambasa.
Anggota DPRD Sumbar dari PKB Rico Alviano memilih naik kelas ke DPR RI Dapil Sumbar 1. Rico 2019 mendapatkan kursi terakhir dengan 6.120 suara dari total 21.100 suara. Kini, nomor urut 1 akan diberikan kepada Octa Rini, 2 Bagas Panyusunan Nasution, 3 Heri Fadraneldi, 4 Abdul Haris Tuanku Sati, 5 Delzi Fajri, 6 Silvia Mustika, 7 Marius, 8 Robbynov Adety Putra, 9 Pegi Lestari, 10 Indra Friedi dan 11 Ahmad Bram Maghfirah.
Dari 18 partai, 9 partai kemungkinan akan berebut 11 kursi di Dapil VI ini sama seperti Pemilu sebelumnya. Yang memungkinkan adalah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang 2014 lalu punya kursi di DPRD Sumbar. Partai lainnya mungkin masih berat, tapi berpeluang menggeser PKB. Seperti Partai Bulan Bintang, Partai Hanura, PSI, Partai Perindo, PKN, Partai Gelora, Partai Buruh dan Partai Ummat. Sementara Garuda tidak terdaftar di KPU Sumbar.
Pahlawan nasional Mohammad Yamin pernah berujar, “Cita-cita persatuan Indonesia itu bukan omong kosong, tetapi benar-benar didukung oleh kekuatan-kekuatan yang timbul pada akar sejarah bangsa kita sendiri.” Jadi, untuk mendapatkan satu kursi, harus benar-benar diperjuangkan. Tidak diam, apalagi bergantung pada orang lain. (Wartawan Utama)
















