Selain itu, Hidayat menyampaikan, sebagai anggota DPRD Sumbar, ia menilai pembangunan di sektor kebudayaan agak luput dalam konteks konsentrasi pemerintah daerah dan stakeholder yang ada di daerah Sumbar, padahal budaya merupakan pondasi dasar untuk bisa mengakselerasi kemajuan di sekitar sektor lain.
“Saya tidak akan mendefinisikan kebudayaan, mungkin teman-teman atau adik-adik semua lebih memahami tentang kebudayaan, setidaknya konkret secara sederhana, apa itu kebudayaan?, sistem kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, dan norma adat yang menjadi proses kehidupan kita sehari-hari yang beragam dan berbeda,” ungkap Hidayat.
Peserta tampak antusias dan sangat apresiasi dialog kebudayaan ini, mereka menyambut baik tema acara yang menarik dan kehadiran narasumber yang kompeten dalam bidangnya. Meskipun mereka menganggap acara tersebut sangat positif, mereka juga memberikan masukan untuk memperpanjang waktu acara dan mengundang narasumber dari kalangan pengkaji seni tradisional.
Salah satu peserta, Yola Yolanda, lulusan ilmu sejarah, menganggap acara ini sangat penting dalam mengulik pengetahuan tentang manuskrip dan naskah kuno. Dia menilai bahwa Dinas Kebudayaan dan Bapak Dewan Hidayat telah berhasil memfasilitasi acara ini dengan baik, terutama dengan kehadiran narasumber seperti Prof. Dr. Pramono.
Yola mengapresiasi peran Hidayat dalam mendukung kebudayaan dan melihatnya sebagai contoh positif bagi pejabat yang memperjuangkan kebudayaan.
Leonard Roza Riovarda dari Komunitas Ruang Bangkit mengatakan, acara ini menarik dan sangat bagus yang mana mengundang narasumber yang sangar berkompeten dibidang tersebut, ditambah lagi dengan dukungan oleh pemerintah melalui anggota dewan, Hidayat.
Keseluruhan, dialog kebudayaan ini merupakan langkah positif dalam melestarikan nilai-nilai budaya dan adat di Sumatera Barat melalui pemahaman terhadap manuskrip dan naskah kuno. Semangat dan dukungan dari pemerintah daerah dan anggota DPRD, seperti Hidayat, sangat penting dalam memajukan kebudayaan dan memotivasi generasi muda untuk lebih memahami dan melestarikan warisan budaya mereka. (***)




















