Partai Golkar kini cukup diuntungkan dengan posisi Bupati Limapuluh Kota Safaruddin Dt Bandaro Rajo yang pernah menjadi anggota DPRD Sumbar 2019 dengan suara 9.681 dari total 36.147 suara Golkar. Kursi itu kini diduduki Nela Abdika Zamri dengan 7.695 suara. Nela dipercaya Golkar menempati nomor urut 1 pada Pemilu 2024 mendatang.
Nela akan ditempel Wakil Ketua DPRD Limapuluh Kota Syamsul Mikar yang pada 2019 lalu maju dari Dapil Limapuluh Kota 2 (Kapur IX, Pangkalan Koto Baru) dengan 2.341 suara. Kalau tidak hati-hati, incumbent bisa saja dikalahkan Syamsul Mikar yang mendapatkan banyak suara hanya dari 3 kecamatan saja. Apalagi kalau mendapatkan daerah di 2 Kabupaten.
Golkar juga menempatkan kader-kader mumpuni di nomor urut 3 Yogi Nofrizal, Zusmanurni, 5 Eko Cahyadi dan 6 Orpans. Sekali lagi, kunci dari Golkar Limapuluh Kota adalah Bupati Safaruddin yang tentu tidak akan mau partainya tidak mendapatkan suara maksimal 2024. Dengan telah dinyatakannya dukungan Golkar ke Prabowo Subianto, sedikit banyak akan membantu meningkatkan perolehan suara Golkar. 2019, Golkar berada di pihak Jokowi-Ma’ruf yang kurang mendapatkan sambutan di Sumbar.
Untuk PAN, incumbent Dody Delvy yang mendapatkan 7.730 suara dari 27.478 total suara tidak akan mendapatkan perlawanan dari anggota DPRD Payakumbuh dan Limapuluh Kota. Dari daftar Caleg sementara, tidak ada wakil rakyat tingkat II yang mencoba naik kelas. PAN menempatkan nama-nama kader seperti nomor 2 Masperi, 3 Delsi Ekawati, 4 Yon Alnis, 5 Ardiekis dan 6 Rahmah.
Dengan total hanya 27.478 suara 2019, sebenarnya PAN cukup riskan ‘terdepak’ Pemilu mendatang. Apalagi untuk 2024, Partai NasDem disebut-sebut akan bangkit karena mengandalkan Capres Anies Baswedan. Apalagi, NasDem menjagokan mantan anggota DPRD Sumbar Ilson Cong Dt Mongguang di nomor urut 1. Kini, Ilson juga Ketua DPC Partai NasDem Limapuluh Kota.
Ilson disebut-sebut punya kans untuk mendapatkan suara yang cukup tinggi dari Luak Limopuluah. Apalagi akan berduet dengan mantan Bupati Limapuluh Kota Irfendi Arbi yang maju ke DPR RI dari NasDem Dapil Sumbar II. Di nomor urut 2 Sevina Rozalen, 3 Bambang Efriadi, 4 Titi Yunelfi, 5 Eko Wahyudi dan 6 Tazwendi. Nama-nama itu diharapkan bisa mendongkrak suara Partai NasDem dan bisa mengirimkan nama kadernya ke DPRD Sumbar.
Lalu ada PPP yang pada 2014 mendudukkan Novi Yuliasni ke DPRD Sumbar. PPP sepertinya mempersiapkan Calegnya cukup baik. Di nomor urut 1 ditempatkan anggota DPRD Kota Payakumbuh Wirman Dt. Pangeran Nan Putiah yang diharapkan bisa meraih suara di kota. Sementara dari Limapuluh Kota ditempatkan anggota DPRD setempat Edward Df. Dilengkapi dengan nama-nama kader lainnya seperti nomor urut 3 Yuli Asma Yunita, 4 Wilson Fitriadi, 5 Chairil Chan dan 6 Desni.
Sementara PBB disebut-sebut juga bisa ‘mencuri’ kursi terakhir, kalau partai incumbent tak serius menggarap suara. Apalagi PBB sudah terang-terangan mendukung Prabowo dan menempatkan Caleg terbaiknya di nomor urut 1 Medi Afrizal, 2 M. Arief, 3 Devalia Yosita, 4 Benni Hidayatul Irfan, 5 Syahril dan 6 Bella Putri Astari.
PDIP yang dulu pernah bersama Irfendi Arbi mungkin akan sulit meraih kursi di Sumbar V ini. Sama seperti partai-partai lain, Hanura, PSI, Partai Perindo, Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Partai Gelora, Partai Buruh dan Partai Ummat. Sementara Garuda tidak terdaftar di KPU Sumbar. Tapi, Pemilu akan selalu menghadirkan kejutan, kita tunggu saja.
Enam kursi memang berat untuk diperebutkan seratusan Caleg. Tapi, ingatlah pesan putra asli Luak Limopuluah Ibrahim Dt Tan Malaka atau Tan Malaka. “Pada pukulan terakhir yang menentukan, kita hanya bisa mendapat kemenangan, jika kita juga mengambil inisiatif bertahan agar supaya pukulan terakhir yang menentukan itu dapat mewujudkan tujuan kita.” Waktu masih panjang dan semuanya bisa saja terjadi. Maka berjuanglah. (Wartawan Utama)
















