BUKITTINGGI, METRO – Warga Durian, Jorong Sungai Angek, Nagari Simarasok, Kecamatan Baso, Agam dikejutkan dengan temuan mayat, Kamis (31/1) sekitar pukul 11.00 WIB. Namun, dengan cepat diketahui, mayat bukanlah korban pembunuhan, melainkan karena penyakit gula yang diderita.
Temuan mayat ini pertama kali diketahui Sadat Alfan (13), tetangga korban, seorang pelajar saat pulang sekolah dan mencium bau menyengat. Dari rumah seorang kakek, Musmaidir (64) bau itu tercium kian menyengat. Dia curiga dan memberitahukan kepada warga lain.
Orang pertama yang diberitahu Sadat adalah ibunya, Saili (50). Setelah dibuka pintu rumah dan pintu kamare, maka didapatilah mayat sang kakek yang penuh belatung. Tak ayal, warga buncah dan langsung menghubungi petugas kepolisian untuk datang.
Diketahui, sang kakek tinggal di rumah itu bersama adiknya. Namun, beberapa hari terakhir sang adik tidak berada di rumah. Dari keterangan keluarga, sang adik selama ini mengidap penyakit gula dan gangguan jiwa. Jadi tak terlalu dihiraukan saat dia pergi dari rumah.
Kasat Reskrim Polres Bukittinggi AKP Muhammad MA Mikuo mengatakan, setelah dapat informasi dari masyarakat dan angota Polsek Baso, mereka langsung bergerak.
“Dugaan sementara kakek Musmaidir meninggal saat ditinggal keluarganya selama satu minggu yang lalu. Kami datang dan mengevakuasi korban,” katanya.
Katanya, dari keterangan saksi-saksi di tempat kejadian, mayat kakek diketahui oleh sorang anak yang baru pulang sekolah dan mencium bau menyengat.
“Setelah rumah tersebut dibuka ibu bersama anaknya ditemukan kakek tersebut sedang tertelungkup dipenuhi belatung,” ungkapnya.
Dia memastikan, pihak keluarga korban tidak mau dilakukan autopsi atau bedah mayat oleh pihak medis dan kepolisian. Karena di tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.
“Saat ini pihak keluarga akan memakamkan jenazah kakek tak jauh dari rumahnya,” jelasnya. (cr8)