Menurutnya, para pelaku ini telah berkembang dan menjadi semakin canggih selama bertahun-tahun dalam melakukan pembajakan. Mereka hanya menggunakan perangkat TV pintar yang dikenal sebagai ‘tongkat’ yang dicolokkan melalui port USB, dengan langganan ilegal dikumpulkan dengan cara itu.
“Kami tidak meremehkan mereka. Mereka sangat canggih sekarang. Selalu ada tantangan dalam menemukan orang secara online,” kata Plumb, dilansir Sportbible.
“Saat saya pertama kali melakukan ini, prioritas utama kami adalah pub. Sekarang ada sedikit, tapi pembajakan telah berevolusi dari streaming peer-to-peer menjadi langganan jaringan tertutup,” timpalnya.
“Anda beralih dari pub ke remaja di kamar tidur hingga keluarga menonton di ruang tamu mereka, dan itu kemudian menjadi prioritas nyata bagi kami.”
Sementara Sky memenangkan perintah Pengadilan Tinggi awal tahun ini, yang berarti penyedia layanan internet terpaksa memblokir pembajakan streaming secara illegal. Pihak Liga Premier sendiri memiliki “Blok Super” yang menyebabkan lebih dari 600.000 streaming langsung ilegal dihapus pada musim lalu.
Mengenai potensi hukuman yang mungkin dijatuhkan di masa depan, Plumb berpendapat bahwa hukuman penjara sekitar satu dekade kemungkinan akan menjadi pencegah terhadap aktivitas ilegal semacam ini. “Apakah Anda ingin melanjutkan bisnis semacam ini jika Anda ingin dipenjara 10 atau 11 tahun?” (jpg)
