Sebenarnya pada 2019 lalu, nomor urut 1 PKS adalah Marfendi Dt Basa Balimo yang mendapatkan suara 8.486 (4.866 Agam dan 3.600 Bukittinggi). Namun karena terpilh menjadi Wakil Wali Kota Bukittinggi 2020, nama Astra Faberlah yang dilantik menjadi PAW. Tapi, 2024 meski tak maju, istri Marfendi, Nurna Eva Karmila didapuk menjadi nomor urut 1 di Dapil ini. Nurna pernah menjadi anggota DPRD Kota Padang 2004-2009.
Nomor urut 2 diduduki incumbent Rafdinal, 3 Reido Deskumar, 4 Safrudin, 5 Suharman, 6 Aryati, 7 Asra Faber dan 8 Agus Nurwahib. Pemilu kali ini, PKS disebut-sebut masih akan mendapatkan dua kursi di Dapil ini, meski secara komposisi tidak sekuat periode lalu. Dengan Rafdinal yang fokus di Agam dan Nurna Eva di Bukittinggi, jumlah suara total 2019 bisa dipertahankan.
Sementara bagi PAN, incumbentnya Artati dengan 7.729 suara Pemilu 2019. Sebenarnya, pemilik kursi asli Andri Warman dengan 9.137 dari total 36.934 suara PAN. Andri maju Pilkada Agam dan saat ini menjadi Bupati Agam menggantikan Indra Catri. Artati yang kini di DPRD Sumbar hanya diberikan nomor urut 2 oleh PAN. Nomor urut 1 diisi Syaflin, 3 Nicko Tahta Octavian,4 mantan politisi PSI Febri Wahyuni Sabran, 5 Ridwan, 6 Suhatril, 7 Halvian dan 8 Syamsirman.
Partai Golongan Karya (Golkar) yang dulu dikenal sangat kuat di Agam dan Bukittinggi, pada 2019 kurang mendapatkan sambutan yang hangat dari pemilih. Incumbent hari ini, Lazuardi Erman yang mendapatkan 6.909 suara dari total 21.376 suara Golkar dipercaya di nomor urut 1. 2019 dia nomor urut 2 di bawah Trismon. Sementara nomor urut lainnya, 2Muhammad Dhanni Hariyona, 3 Desi Yurni, 4 mantan anggota DPRD Sumbar Yulman Hadi, 5 Edison Katik Basa, 6 Susi Oktavia Dewi, 7 Edi Gusrianto Dt. Rajo Sampono dan 8 Vivi Yunelfi.
Satu partai yang disebut-sebut masih memiliki peluang mendapatkan kursi adalah Partai NasDem yang kembali menempatkan mantan anggota DPRD Sumbar Murdani di nomor urut 1. Mantan Danlantamal II Padang Hargianto juga ditempatkan di Dapil ini dengan nomor urut 5. Nomor urut 2 Asril, Desi Elviani, 4 Rita Widyawati, 6 Rina Delfita, 7 Syufri Salam Imam L Majolelo, dan 8 Novi Endri Dt L Simarajo.
Jika NasDem serius, apalagi dengan back up Capres Anies Baswedan yang katanya sedang di atas angin, tidak menutup kemungkinan bisa mengambil satu kursi milik Demokrat atau PKS. Atau kursi PPP yang ‘gantung’ di posisi buncit pada Pemilu 2019 lalu. Namun, NasDem harus serius dalam memastikan suara masuk ke mereka, bukan nyasar kepada partai lain yang juga mendukung Anies, ya itu tadi Demokrat dan PKS.
Dapil Agam-Bukittinggi harus diakui belum ‘ramah’ untuk partai-partai lain, baik itu PDIP dan PKB yang secara nasional berada di papan atas. Dilihat dari komposisi Caleg pun, sepertinya juga belum terlalu meyakinkan. Dua partai ini akan berat mendapatkan satu kursi, sama dengan Partai Buruh, Partai Gelora, PKN, Hanura, PBB, PSI dan Perindo. Untuk Partai Garuda memang belum terdaftar dalam DCS DPRD Sumbar.
Tokoh nasional yang berasal dari Bukittinggi Mohammad Hatta sangat paham dengan bagaimana kondisi perjuangan itu. Dia berpesan, “Biarlah pengalaman masa lalu kita menjadi tonggak petunjuk, dan bukan tonggak yang membelenggu kita.” Jika tak ingin kursi DPRD Sumbar hanya diisi orang itu ke itu saja, maka berjuanglah dengan keras. Jadikan pengalaman itu sebagai pemandu arah, bukan mematahkan semangat. (Wartawan Utama)
















