Dijelaskan, bahwa di kebun buah kandi ini ada dua jenis pembibitan yang diproduksi massal untuk dibagikan gratis kepada masyarakat Sawahlunto, dan yang diproduksi terbatas hanya beberapa koleksi yang dikembangkan seperti jambu air, jeruk Bali, jambu biji, lengkeng dan yang lainnya. Untuk yang terbatas tersebut di produksi 20 batang setahun dan juga diperjual belikan sebagai souvenir bagi pengunjung. Yang diproduksi massal bibitnya berupa pinang, manggis, alpukat dan durian, ditambah tanaman Toga.
Ke depannya kata dia, ingin kebun buah kandi menjadi pusat edukasi pertanian, bukan hanya untuk masyarakat petani tetapi masyarakat yang hobinya bercocok tanam. Menurutnya kebun buah kandi ini dikelola oleh UPTD Penyuluhan, sehingga bisa memberikan edukasi dan pendidikan bertani yang baik. Saat ini arahan dari lahan bekas tambang yang ada di kandi dijadikan pusat pertanian terintegrasi yang sistemik, tidak hanya cara bertani juga ada peternakan lebah kelulut yang sudah ada 40 koloni, perikanan dan selanjutnya akan dibuat kandang sapi atau kambing.
“Sebagai informasi inisiator dari aklamasi lahan bekas tambang sehingga menjadi kebun buah kandi yang produktif ini adalah Almarhum Bapak Amran Nur mantan Wali Kota Sawahlunto periode 2008-2018. Konsep-konsep brilian inilah yang direalisasikan hingga Sawahlunto menjadi kota pertama yang berhasil mengaklamasi lahan bekas tambang menjadi produktifitas lagi,” pungkasnya. (pin)
















