Partai Demokrat sepertinya lebih siap dalam Menyusun Bacalegnya di Dapil Sumbar II ini. Incumbent M Nurnas yang 2019 mendapatkan suara 6.724 dari 19.252 suara Demokrat hanya diberikan nomor urut 5. Entah apa pertimbangannya. Nomor urut 1 dihuni Beny Saswin Nasrun, pengusaha tambang yang juga tokoh mayarakat Lubuk Alung dan Sintoga Padangpariman.
Di bawahnya nomor urut 2 ada Usman Labai yang merupakan birokrat senior dan terakhir menjadi Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Kepulauan Mentawai. Nomor 3 aktivis perempuan Evi Dwi Lastri, nomor urut 4 Ketua DPC Demokrat Padangpariaman yang juga anggota DPRD Padangpariaman Januar Bakri, 6 tokoh wanita Yutrina Hariani dan 7 mantan anggota DPRD Sumbar dari PBB, Komi Chaniago.
Bagi Demokrat, Padangpariaman dan Kota Pariaman mungkin adalah anomali dari Dapil DPR RI Sumbar II secara umum. Pasalnya, Ketua DPD Demokrat Sumbar Mulyadi begitu mendapatkan suara besar dari Agam, Bukittinggi, Pasbar dan Pasaman, begitu juga dengan duo Piaman. Namun kurang mengangkat suara untuk DPRD Sumbar dan DPRD Kota/Kabupaten. Mungkin itulah yang membuat partai ini lebih baik dalam menyusun komposisi Bacaleg 2024.
Kursi terakhir atau ketujuh dari Dapil ini diisi kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Firdaus. Dia mendapatkan 4.039 suara dari total 16.917 suara PKB. Pemilu ini, PKB masih mempercayakan Firdaus mengisi nomor urut 1. Nomor urut 2 Idarussalam, 3 Dewi Fitri Deswati, 4 Taslim, 5 Dien Nofrita, 6 Nur Asiah dan 7 Zuardi Ms Dt Rajo Bijayo. Jika PKB masih mendapatkan satu kursi, penghuni yang berpeluang besar tetap Firdaus, pengurus PKB Sumbar.
Satu partai yang disebut-sebut bisa merebut satu kursi, baik dari kursi kedua Gerindra, atau kursi PKB adalah Partai NasDem. Kehilangan kursi 2019 atas nama Endarmy, membuat NasDem lebih bersiap 2024. Endarmy masih ditempatkan di nomor urut 1, disusul tokoh Padangpariaman di nomor urut 2 Sukri Umar Dt Pado Basa, 3 Ridwan Mansur, 4 Arif Fuady, 5 Syauqi, 6 Rizul Manidar dan 7 Ali Amran.
Meski sudah mumpuni, NasDem masih akan mengubah struktur Calegnya dengan measukkan Muhammad Ikhbal yang ‘ditransfer’ dari PAN. Kalau Ikhbal masuk, NasDem akan semakin kuat. Seiring dengan masuknya Ali Mukhni ke partai itu, dengan meninggalkan Partai Perindo yang sempat diketuainya selama setahun terakhir. Ali maju ke DPR RI, sementara anaknya kembali ke DPRD Sumbar dari partai yang berbeda dengan 2019.
Selain itu, juga ada Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang menjadi kuda hitam bisa merebut satu dari tujuh kursi yang tersedia. Di nomor urut 1 ada Mulyadi yang merupakan kader senior PPP dan sangat berpengaruh dan disebut-sebut punya massa yang cukup. Di nomor urut 2 Rusfayetti, 3 Kardimon, 4 Basrizal, 5 Rustam Dt Panghulu Mudo, 6 Zulfa Syamsuar dan 7 Rizky Yori Ardi.
Sekali lagi, tulisan ini tidak menutup kemungkinan partai-partai lainnya mendapatkan satu kursi. Seperti PDIP, Partai Buruh, Partai Gelora, PKN, Hanura, PBB, PSI dan Perindo. Untuk Partai Garuda memang belum terdaftar dalam DCS DPRD Sumbar. Semua masih punya peluang, karena para incumbent yang saat ini kembali maju, dapat disebut tidak begitu kuat dan bisa ditaklukkan.
Semua Bacaleg harus berjuang untuk meraih apa yang dicita-citakan secara pribadi atau partainya. Ingatlah petuah dari mantan Wakil Perdana Menteri Indonesia Syafruddin Prawiranegara. “Menghentikan perjuangan berarti penghianatan terhadap cita-cita semula dan terhadap korban-korban yang telah jatuh mati atau cacat di medan perjuangan.” Kalau tujuan maju Pemilu untuk membangun Indonesia, kenapa tidak. Maju terus pantang mundur. (Wartawan Utama)
