Gubernur juga menegaskan, bahwa anak-anak dan remaja Mentawai adalah generasi yang akan menjadi pemimpin di masa depan. Sehingga, memastikan terjaganya kualitas kesehatan anak dan remaja, sama halnya dengan memastikan Sumber Daya Manusia (SDM) Mentawai di masa depan adalah SDM yang sehat, andal, unggul, dan siap untuk bersaing.
“Anak-anak adalah investasi yang tidak ternilai. Menjaga kesehatannya berarti menjaga kehidupan, menjaga masa depan bangsa, dan menjaga agar Mentawai turut aktif dalam mewujudkan Indonesia Emas pada tahun 2045, sebagai 1 dari 4 negara terbesar di dunia. Mentawai harus turut andil melalui generasi mudanya,” ucap Gubernur lagi.
Sementara itu, Kepala Dinkes Sumbar, Lila Yanwar, menerangkan bahwa Aksi Bergizi di Sekolah memang merupakan upaya intervensi untuk menurunkan angka stunting. Program ini diperlukan karena faktor penanganan hanya berpengaruh 20 persen dalam menurunkan angka stunting, sedangkan faktor pencegahan seperti Aksi Bergizi bisa berpengaruh hingga 80 persen dalam menurunkan angka kekerdilan pada anak.
“Kegiatan ini kita harapkan turut melahirkan generasi cerdas di Mentawai. Sebab, pada 1.000 hari pertama kehidupan, mulai dari masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun, adalah masa-masa paling menentukan dalam membentuk kecerdasan anak,” ucap Lila.
Di sisi lain, Bupati Kabupaten Mentawai, melalui Sekretaris Daerah (Sekda) Martinus Dahlan, mengucapkan terima kasih dan apresiasinya kepada Pemprov Sumbar, yang telah menggelar berbagai upaya penurunan angka stunting di daerah tersebut. Terlebih, faktanya Mentawai secara sumber daya alam sangat mencukupi untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat.
“Potensi makanan bergizi di Mentawai sangat besar. Kita mengkonsumsi ikan lebih dari cukup. Tetapi, angka stunting kita masih cukup tinggi di 19,3 persen. Oleh karena itu, kita perlu melihat faktor penyebab lainnya, seperti ketersediaan air bersih dan sanitasi. Tadi, Bapak Gubernur juga menyatakan siap mendukung pemenuhan ketersediaan air bersih di Mentawai,” ucap Martinus. (fan)
