Oleh: Reviandi
Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah merilis daftar sementara calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, termasuk yang berasal dari Sumatra Barat (Sumbar). Ada 17 nama yang diumumkan, meski sebenarnya yang awalnya dinyatakan lolos verifikasi faktual ada 18 orang. Irfendi Arbi, mantan Bupati Limapuluh Kota memilih pindah jalur ke DPR RI dari NasDem Dapil Sumbar II.
Meski nama yang akan dipilih itu ada 17, tidak susah menebak, siapa yang akan melenggang ke Senayan dan disebut-sebut sebagai ‘senator’ asal Sumbar. Meski kinerjanya tidak begitu kentara, karena kewenangan DPD itu yang tidak sekuat dan segarang saudaranya, DPR. Banyak anggota DPD RI ini hanya ‘numpang nama’ dan kembali lagi saat Pemilu menjelang. Memang tak bisa juga menyalahkan mereka, karena aturan itu yang membuat mereka lemah.
Bukan menepikan 13 nama lain, tapi memang siapa yang akan terpilih ini sudah sangat kentara. Apalagi, hari ini tidak ada lagi nama Alirman Sori yang juga memilih pindah ke DPR RI meski namanya belum muncul dalam daftar caleg sementara (DCT) Sumbar 1 kemarin. Alir tak maju, tapi si ‘raja’ DPD asal Sumbar Irman Gusman sudah lolos dalam daftar calon sementara KPU.
Irman yang pernah ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tahun 2016 terkait kasus impor gula sudah memasang banyak alat peraga berupa baliho, billboard dan sejenisnya di Sumbar, utamanya di Kota Padang. Irman serius kembali menduduki kursi yang dihuninya 2004, 2009 dan 2014 itu. 2009 dan setengah 2014 dia pernah menjadi ketua DPD RI, sebelumnya 2004 wakil ketua.
Sejak ikut pertama kali, Irman selalu menjadi pemilik suara terbanyak DPD asal Sumbar. Pada pencalonan terakhirnya 2009 dan 2014, Emma Yohanna yang 2019 jadi juara hanya menjadi runner up di bawah Irman. Pemilu 2009, suara Irman 407.443, sedangkan Emma 314.053. Pada 2014, berdasarkan hasil final rekapitulasi suara DPD di KPU Sumbar Irman memperoleh suara 293.070 suara dan Emma dengan 203.587 suara.
Dengan sepak terjangnya di DPD itu, sangat besar potensi Irman untuk kembali menjadi anggota DPD RI 2024, meski peluang menjadi pimpinan sangat rendah. Bahkan, Irman bisa kembali mengalahkan Emma Yohanna di tempat kedua, setelah 2019 lalu benar-benar menjadi raja. Bahkan bisa mengalahkan jumlah suara Jokowi-Ma’ruf di Pilpres dari Sumbar.
Emma 2019 mendapatkan 530.834 suara, setengah juta orang Sumbar menginginkannya ke DPD. Mengalahkan suara Jokowi-Ma’ruf di Sumbar yang hanya 407.761 suara. Melihat komposisi calon DPD hari ini, Emma mungkin tak lagi mendapatkan suara sebesar ini, tapi tak akan menutup peluangnya ke Senayan. Emma pasti akan tetap menempel suara Irman Gusman seperti yang dilakukannya 2009 dan 2014. Bahkan bisa lebih tinggi dari Irman.
Setelah dua kursi ‘diamankan’ senior DPD, maka kursi ketiga diprediksi akan diraih incumbent Muslim M Yatim yang 2019 lalu hanya kalah dari Emma Yohanna. Dengan modal suara 253.907 periode lalu, Ustaz Muslim disebut-sebut bisa terus meningkatkan suaranya. Karena, 2019 dia lebih banyak menggunakan basis kader-kader PKS saja, partai yang juga memercayakannya di DPRD Sumbar tiga periode.
Kali ini, Muslim M Yatim datang dengan kekuatan yang lebih baik selain ‘pasukan’ PKS yang loyal dan masif. Selain ‘bertandem’ dengan partainya itu, Muslim sejak dilantik 2019 juga sering turun ke lapangan. Banyak programnya yang menyentuh masyarakat, meski bersinergi dengan Kementerian yang dekat dengannya. Lobi dan pendekatan yang baik, membuat Muslim bisa disebut sebagai anggota DPD yang berbeda dari yang selama ini ada.
Posisi keempat, sebenarnya masih bisa diisi oleh Alirman Sori dengan potensi suara Pesisir Selatan yang tinggi. Tapi, Also memilih untuk mencari power yang lebih kuat di DPR. 2019, Also berhasil mendapat 205.859 suara. Angka itu sedikit lebih banyak dari Leonardy Harmainy dengan 199.027 suara. Tak diragukan, Leo akan diunggulkan mengisi satu tempat terakhir jatah DPD RI asal Sumbar. Berbeda dengan DPR yang berdasarkan jumlah penduduk, semua Provinsi mengirim wakil 4 untuk DPD RI.
















