Dalam perjalanan hidupnya, Marlis pernah diundang masuk ke Partai Golkar. Ketika itu, Ketua Golkar Sumbar H. Leonardy Harmainy. Ia tak lama di Partai Golkar, kemudian pindah ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Reformasi. Tak nyaman di sana, kemudian direkomendasikan oleh Irman Gusman menjadi Ketua Partai Merdeka Sumbar.
Pengalaman menariknya, kendati Partai Merdeka Sumbar tak punya kursi di DPRD Sumbar tapi bersama 15 partai-partai kecil lainnya, bisa mengantarkan satu pasangan gubernur dan wakil gubernur. “Satu saja beralih, langsung gagal pencalonan,” kata Marlis.
Setelah proses itu, Marlis bergabung ke Partai Hanura. Pertama kali menjadi Caleg DPRD Sumbar. Dua periode menjadi anggota dewan. Di tahun 2019 diputuskan untuk tidak ke partai politik lagi.
Ketika pandemi Covid-19 menyerang, ada rezekinya yang terbuka. Kliniknya mengelola rapid tes. Hasilnya sangat luar biasa.
Ketika sedang menjalani aktivitas membangun Alinia Park & Resort, tiba-tiba ada ajakan agar dirinya kembali ke gelanggang politik. Marlis menyampaikan komitmennya dengan keluarga. Tak tahunya, orang yang mengajak tersebut justru meminta langsung kepada isterinya.
“Akhirnya, saya dan isteri beserta anak-anak mengadakan rapat keluarga. Anak-anak saya justru mendukung. Alasan mereka, papa justru kalau tak bergerak pusing sendiri,” katanya tertawa.
Marlis kini berada di Partai Nasdem. Nomor urut, 8. Presidennya, Anies Baswedan. Dirinya maju untuk DPR-RI, Dapil Sumatera Barat 1. Daerahnya Dharmasraya, Sijunjung, Sawahlunto, Kota Solok, Kab Solok, Solok Selatan, Tanah Datar, Padang, Pessel, Mentawai. (*)
















