“Kalau bentuk usaha, bapak ibuk pelaku usaha sudah jago dalam membuat produk. Kalau permodalan, bisa kita kerjasamakan dengan UMKM. Namun, ada pun modal dan bentuk usahanya, kalau pemasarannya tidak lancar, kan jadi masalah baru lagi,” ujarnya.
Dengan kondisi demikian lanjut bupati, persoalan UMKM ini menjadi program unggulannya selama memimpin. Ia berharap akan ada BUMD yang menampung dan memasarkan produk UMKM dengan label Agam.
“Kita ambil contoh sanjai Christine Hakim yang bisa dikenal luas di nusantara. Ini karena pengemasan dan pemasaran yang tertata rapi. Kenapa tidak, kita coba hal demikian di Agam, toh produk sanjai aslinya asal Agam,” ungkap bupati.
Disampaikan, pemasaran UMKM harus terkoneksi dalam satu komando dibawah pembinaan pemerintah daerah. Itulah alasannya, UMKM dan pariwisata disandingkan sebagai program unggulannya.
“Jadi BUMD ini akan memasarkan produk dengan cara membuat outlet-outlet di tempat wisata, baik di dalam Agam sendiri maupun di luar Agam, bahkan hingga ke pulau Jawa,” katanya. (pry)
