Kini Nevi tidak lagi bersaing dengan nomor 1 ‘abadi’ PKS Syaurium SY yang kali ini tak terlihat di DCS. Tapi, nama yang akan dilawan Nevi adalah Riza Falepi, Wali Kota Payakumbuh dua periode dan pernah menjadi anggota DPD RI asal Sumbar 2009-2013. Riza sebenarnya adalah ‘tim’ Nevi pada 2019 saat menjadi Wali Kota. Kini, keduanya harus bersaing mendapatkan suara.
Kader lain yang bisa menggoyah Nevi adalah Muhammad Ridwan, anggota DPRD Sumbar dan bendahara DPW PKS Sumbar. Ridwan dulu cukup dikenal di Dapil Sumbar II sebagai staf ahli anggota DPR RI Refrizal. Kemungkinan besar, Ridwan akan kembali menyapu suara yang pernah didapat Refrizal dengan fokus di Piaman. Dia juga pernah menjadi calon wakil Wali Kota Pariaman 2018.
Sementara nama-nama lain yang diusung PKS memang tak sementereng 2019 lalu yang berisi Catur Virgo dan Hamsuardi yang bisa mendapatkan suara di atas 25 ribuan. Kini masih tersisa nama-nama M Ihpan, Sofia Astuti dan Rudi Wirawan yang masih harus membuktikan bagaimana mendapatkan suara dari Dapil yang hanya memperebutkan 6 kursi DPR RI itu.
Sementara PAN yang punya incumbent Guspardi Gaus, diprediksi masih akan mendapatkan satu kursi. Guspardi yang kini duduk di nomor urut 4, disebut-sebut tidak akan kesulitan melaju kembali. Dengan suara 2019 yang mencapai 56.365, Guspardi kini tidak punya banyak lawan lagi. 2019 dia harus bersaing dengan Ekos Albar yang kini jadi Wawako Padang dengan 35.854 suara, Taslim (16.042) yang pindah ke Partai Ummat dan M Zuhrizul (10.300) yang hijrah ke PKS di Dapil Sumbar I.
Kemungkinan, Guspardi tidak akan mendapatkan perlawanan sengit bahkan dari Caleg di nomor atasnya, seperti nomor urut 1 Arizal Aziz, 2 Arnold Shinaro dan 3 Resty Yulanda. Di bawah Guspardi ada 5 Dianovri Harpama dan 6 Yennita. Dengan komposisi ini, PAN sebenarnya bisa sangat riskan dan sangat sulit mempertahankan kursinya. Apalagi jika Gerindra, PKS atau Demokrat bisa mendapatkan satu kursi tambahan.
Jika PAN saja diprediksi akan kewalahan, apalagi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang pada 2019 lalu sangat beruntung mendapatkan satu kursi terakhir. Dengan hanya suara total 78.378, PPP nyaris tak mendapatkan kursi andai Gerindra mendapatkan tambahahan sekitar 20 ribu suara lagi. Dua nama yang bersaing 2019 Muhammad Iqbal dengan 28.949 dan Hariadi 27.779. Selisih tipis saat 2019 M Iqbal nomor urut 1 dan Hariadi nomor urut 2.
Periode ini, posisi nomor urut berubah, Hariadi nomor 1, M Iqbal nomor 2, 3 Puspita Sari, 4 Tosriadi Jamal, 5 Perismon dan 6 Claude Onnie Chadra. Dari nama-nama lain, hanya Tosriadi Jamal yang disebut-sebut bisa mendapatkan suara baik dari Pariaman dan Padangpariaman. Sementara Haridi dan Iqbal sama-sama akan fokus menggarap suara Agam.
Kalau tak hati-hati, 2024 bisa menjadi mimpi buruk bagi PPP karena kehilangan kursi. Karena ada beberapa partai yang disebut bisa merebut kursi nomor 6 bahkan nomor 5 yang diisi Golkar dan PPP. Utamanya Partai NasDem yang memasang dua nama beken. Seperti mantan anggota DPR RI 2014 dari PDIP Agus Susanto nomor urut 2 yang akan mengumpulkan suara dari Pasbar dan Pasaman. Juga ada nama mantan Bupati Limapuluh Kota Irfendi Arbi nomor urut 5 yang rela meninggalkan perjuangannya maju melalui DPD RI.
Nama lain memang masih kurang dikenal dan disebut berat bagi NasDem untuk meraup suara. Mungkin, pencapresan Anies Baswedan akan sedikit membantu partai ini. Karena nomor urut 1 hanya diisi kader baru Cindy Monica Salsabila Setiawan, 3 Mastoti Surya, 4 Basril Syafrizal dan 6 Machdalena. Nilmaizar yang 2019 bertarung di Dapil ini memilih pindah ke Dapil Sumbar 1.
Bukan merendahkan partai lain, memang Dapil Sumbar II belum ramah untuk PKB yang memasang mantan calon Bupati Padangpariaman Tri Suryadi di nomor urut 1, mantan anggota DPD RI asal Sumbar Herman Darnel Ibrahim di nomor urut 2. Begitu juga dengan PDI P yang mengusung mantan Ketua PPP Bukittingi dan anggota DPRD Sumbar Martias Tanjung di nomor urut 5, masih susah bisa meraih kursi.
Partai yang juga masih berjuang untuk lolos parliamentary threshold (PT) seperti Partai Buruh, Partai Gelora, Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Partai Garuda, Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Perindo dan Partai Umat sangat sulit bersaing di Dapil ini.
Tapi tetaplah berjuang, seperti apa yang disampaikan Buya Hamka, “Jangan takut jatuh, kerana yang tidak pernah memanjatlah yang tidak pernah jatuh. Jangan takut gagal, kerana yang tidak pernah gagal hanyalah orang-orang yang tidak pernah melangkah.” Mari melangkah menyukseskan Pemilu 2024 yang sudah di depan mata. (Wartawan Utama)
















