Tidak lama setelah itu, Goa Kelelawar menyapa pengunjung. Batuan bergerigi dan berpola bergantungan terlihat seperti tirai.
Sumber air mengalir pada batuan yang begitu kasat dan bersih menjadi penyejuk. Bahkan salah seorang pengunjung, Sintia (24) memberanikan diri mencuci wajahnya pada air itu.
Goa ini dilengkapi bebatuan dengan kisaran luasan 500 meter persegi. Tidak jauh dari pintu masuk, di atas langit-langit Goa dengan ketinggian sekitar empat meter, bergelantungan makhluk nokturnal, kelelawar.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Padang Indra Syani memberanikan diri berdiri di atas susunan bebatuan yang terlihat seperti tetesan lilin. Bergelombang, berkilauan, ada yang berwarna hijau dan kuning.
Bermodalkan penerangan telepon genggam, stalagmit dan stalagtit bebatuan di dalam Goa itu terlihat menawan bak berlian. Setelah mengabadikan momen dan keindahan Goa Kelelawar dalam kegelapan, tim pun menuju keluar dari salah satu pintu arah utara goa itu.
“Dalam pengembangan Goa ini, PT Semen Padang bersedia membantu dengan anggaran Rp200 juta, untuk mempercantik ornamen goa. Tidak hanya itu, PT Semen Padang bahkan berkomitmen membantu akses jalan untuk menuju Goa ini,” katanya.
Sejumlah ornamen khas goa yakni stalagmit dan stalaktit yang mencuat dan tersebar di beberapa sudut goa dengan beraneka macam bentuk yang indah. Ini menambah keindahan Goa Kalelawar Padayo dan layak dijadikan sebagai tempat favorit untuk menghabiskan libur akhir pekan sembari berswafoto.
Terakhir, Yudi menyampaikan harapannya kelak Goa ini dapat menjadi destinasi baru yang diminati dan digemari berbagai kalangan wisatawan. (cr2)
