Dengan ‘jualan’ Prabowo, Golkar bisa memepet suara Partai Gerindra yang disebut-sebut masih dominan di Sumbar dan mayoritas Kabupaten dan Kota. Golkar bisa kembali mendapatkan posisi mereka yang dulu di puncak, kini jadi partai tengah di Sumbar. Para Bacaleg Golkar juga sudah bisa turun ke bawa dan meyakinkan pemilih, kalau Golkar juga mendukung Prabowo.
Kalau demikian, setidaknya, Golkar juga bisa mendapatkan coattail effect dari pencalonan Prabowo. Para kader Golkar dan simpatisan partai berwarna kuning yang suka Prabowo itu juga tidak akan beralih dari Golkar. Karena, cukup banyak pemilih Golkar yang disebut memilih Prabowo ketimbang calon lain. Meski semua survei digelar sebelum Golkar melabuhkan pilihan ke Prabowo.
PAN dan Golkar pastinya sudah memiliki perhitungan yang matang sebelum mengambil kesimpulan melabuhkan pilihan. Meski kedua partai ini sejak awal sepertinya memang ‘ogah’ ke kubu Anies Baswedan yang telah didukung NasDem, PKS dan Demokrat. Kemungkinan, posisi pembawa perubahan membuat mereka tak mau ikut. Karena posisi PAN dan Golkar aat ini adalah pendukung pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin. Meski NasDem juga masih berada di dalam gerbong yang sama, tapi telah menyatakan perubahan.
Sebelum Golkar dan PAN, sebenarnya sudah ada PKB yang mendeklarsikan mendukung Prabowo. Namun sayang, para kader dan Bacaleg PKB tidak banyak yang memanfaatkan Prabowo effect ini untuk menggaet pemilih. Tidak ada atau sangat jarang kader PKB memasang foto Prabowo dalam alat-alat peraga mereka. Kebanyakan hanya Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang juga mulai dikenal dengan Gus Imin.
Hal ini kemungkinan karena arahan partai yang masih berharap Cak Imin dijadikan Cawapresnya Prabowo Subianto. Bulan lalu sempat disebut-sebut juga akan ‘dibajak’ Ganjar Pranowo dan meninggalkan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) yang digagas bersama Gerindra. Kader-kader PKB di Sumbar masih ‘segan’ sama Cak Imin, meski mereka sadar ‘menjual’ Prabowo bisa lebih baik.
Gerindra, PKB, PAN dan Golkar saat ini sudah menempatkan posisi mereka di Sumbar, mendukung Prabowo. Sementara tiga partai lain, PKS, NasDem dan Demokrat ke Anies Baswedan. Baru PDIP yang terang-terangan berani menyatakan Capres mereka adalah Ganjar. Sementara partai lain yang juga telah menyatakan diri ke Ganjar, PPP masih malu-malu kucing.
Dengan dukungan tambahan dari PAN dan Golkar, Prabowo Subianto menegaskan akan mengedepankan kepentingan bangsa dan meninggalkan kepentingan pribadi serta golongan di Pilpres 2024. Prabowo ingin berkuasa hanya untuk kepentingan rakyat. Bersepakat akan meninggalkan kepentingan pribadi, kepentingan golongan, dan hanya mengutamakan kepentingan bangsa dan rakyat.
Semakin menguatnya dan membesarnya koalisi Prabowo, membuat peluang menangnya secara matematis akan besar. Dan Sumbar yang sudah dua kali ‘kalah’ dalam Pilpres, bisa saja kembali merasakan ‘kemenangan’ itu. Seperti saat mayoritas warga Sumbar memilih SBY-Boediono pada Pilpres 2009. Setelahnya, Sumbar mendapatkan begitu banyak bantuan dan pembangunan. Karena, apapun yang terjadi di pusat, kalau tak seiras dengan di Sumbar akan percuma.
Seharusnya, Pilpres ini bisa membuat kita semakin dekat dan bersatu. Bukan malah terpecah belah seperti dua ‘acara’ sebelumnya. Seperti kata Ai bin Abi Thalib RA, “Manusia yang paling lemah adalah orang yang tidak mampu mencari teman. Namun yang lebih lemah dari itu adalah orang yang mendapatkan banyak teman tetapi menyia-nyiakannya.” Makin banyak teman, harusnya juga membuka banyak kesempatan. Bukan sebaliknya. (Wartawan Utama)




















