Pada kesempatan itu, Dewi Sandra juga memuji dan mengagumi profesi guru sebagai profesi yang mulia, dia juga mengatakan ketertarikan untuk menjadi guru. “Seharusnya saya dulu menjadi seorang Guru, bukannya penyanyi,” katanya disambut sorak tawa dari peserta yang hadir.
Sementara itu, Harneli Mahyeldi menegaskan, peran serta orang tua dalam mendidik anak juga sangat diperlukan, karena anak di sekolah hanya bertahan beberapa jam. Sementara sepenuhnya berada bersama orang tuanya di rumah.
“Di era digital sekarang ini, kolaborasi orang tua dan guru sangat penting dalam mendidik anak. Karena orang tua guru pertama bagi anak-anak, dan memiliki waktu yang seutuhnya bersama putra-putrinya,” ungkapnya.
Sementara itu, Yusma Elda, Alumni WIT, serta tenaga pendidik di SMKN 2 Padang Panjang menyinggung tentang kebiasaan generasi Z saat ini tidak betah berlama-lama berada di ruangan kelas. Katanya, generasi sekarang sangat cepat merasa bosan.
“Palingan generasi Z di era sekarang hanya mampu fokus bertahan di ruang belajar sekitar 15 menit. Melalui inovasi serta kreativitas seorang diharapkan dapat membuat mereka nyaman di kelasnya,” ungkap Elda.
Kepala Dinas Pendidikan Sumbar, Barlius, mengatakan, tidak ada anak yang bodoh, yang ada katanya, adalah guru yang belum menemukan metode belajar yang disenangi oleh murid.
Lanjutnya, guru yang baik adalah guru yang bisa memotivasi, menginspirasi, serta membangkitkan potensi yang ada pada anak didiknya. “Untuk itu, guru harus bisa membangun komunikasi interpersonal di kelas dan menghargai siswanya,” tutupnya
Di penghujung acara, Dewi Sandra beserta narasumber lainnya di serbu hadirin saat sesi foto bersama bersama 400 tenaga pendidik yang datang dari seluruh daerah di Sumbar. (cr2/fan)
















