Di samping itu, Fadly mengimbau anggota IWAPI tidak terikat dengan praktik rentenir dalam permodalan usahanya. “Riba itu mengikat, rentenir adalah hal instan dan sebuah kecerobohan. Lebih baik pilih permodalan melalui koperasi syariah maupun bank yang berpola syariah. IWAPI bisa melakukan pelatihan di bidang permodalan,” sebutnya.
IWAPI sebagai organisasi, lanjut Fadly, memiliki tanggungg jawab menjalankan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART). “Organsiasi berbeda dengan komunitas. Langkah yang dilakukan disusun dan diatur lewat AD/ART. Junjung tinggi AD/ART. Lahirkan program,” katanya.
Sementara itu, Rita Deswira mengatakan, dirinya akan berkomitmen memberikan yang terbaik. Dia akan menampung aspirasi, ide dan inovasi demi perkembangan bersama serta bersikap transparan. “Mari jalani semangat kebersamaan dan gotong royong,” tuturnya.
Adapun Etty Nurhayati menyampaikan rasa syukur atas terbentuknya kepengurusan IWAPI Kota Padang Panjang. Harapannya, IWAPI bisa bekerja dan bersinergi dengan Pemko. Sebaliknya, Pemko bisa melibatkan IWAPI di berbagai kegiatan ekonomi.
Turut hadir, Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Disperdakop UKM) Javie Carter Eka Putra, M.T, dan sejumlah pengurus IWAPI dari berbagai daerah di Sumbar. (rmd)
