”Untuk Les baca 1 orang murid 1 guru, kalau belajar Kalkulator Tangan 1 guru mengajari 5 siswa, sedangkan untuk bahasa Inggir 1 guru untuk 8 siswa. Dan lama masing-masing anak belajar kalau membaca belajarnya 30 menit, kalau bahasa Inggris 1 jam 20 menit, dan untuk Kalkulator Tangan 1 jam,” cerita Ari dengan senyum dan ramah.
Menurutnya dengan belajar 1 Minggu 3 kali pertemuan, siswa di Ahe dalam waktu kurang Lima bulan sudah bisa membaca, berhitung dan Bahasa Inggris. Yang pasti disampaikan Ari, siswa diajari sampai bisa baik belajar membaca, berhitung dengan kalkulator tangan maupun Bahasa Inggris. “Ada anak itu yang cepat mengerti sehingga 2,5 bulan sudah pandai membaca, dan 6 bulan sudah lancar,” ucapnya.
Jebolan Universitas Riau, jurusan manajemen sumber daya perairan, fakultas perikanan dan ilmu kelautan yang tamat tahun 2018 ini menyebut tempat les Ahe yang baru saja 11 hari didirikannya nomor 8721 se-Indonesia. Sedangkan untuk Prisma nomor 3123 se-Indonesia. “Jadi metode Ahe ini sudah tersebar diseluruh Indonesia begitu juga dengan Prisma,” ucapnya.
Pria yang pernah kerja di Mal SKA Pekan Baru, Riau ini menyebut memiliki target siswa untuk tahun ini 60 orang. “Kita sebenarnya membantu guru-guru di SD, khsusus membaca, berhitung. Karena di tingkat TK anak-anak tidak belajar membaca, sedangkan di kelas 1 SD langsung membaca, makanya dengan anak-anak yang sudah pandai membaca dari sejak dini, maka masuk nanti dikelas 1 SD gurunya tidak lagi kesulitan dalam mengajarinya,” sebut Ari. Dia juga berharap, kedepan tidak lagi ada anak yang tidak pandai membaca atau kesulitan dalam membaca. Karena menurutnya, metode Ahe ini sangat mudah untuk dipahami anak. Dan dia menyebut, ayat pertama qur’an yang diajarkan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad adalah Ikra’ (Baca). Sehingga, menurutnya dengan memperkenalkan anak sejak dini membaca, maka pelajaran lainnya akan mudah dia dapatkan. (uus)
