Pemerintah saat ini melakukan transformasi subsidi dari komoditas ke orang. Dengan begitu, data registrasi dibutuhkan untuk memetakan seberapa banyak warga miskin yang berhak menerima subsidi elpiji 3 kg.
Tutuka juga menyinggung kenaikan alokasi penjualan gas melon oleh Pertamina di pangkalan resmi dari 70 persen ke 80 persen. Pemicunya, pendataan warga miskin dilakukan di pangkalan resmi, bukan pengecer. “Sehingga datanya bisa representatif bahwa data masyarakat miskin yang berhak itu. Karena itu, jumlah meningkat dari 70 persen ke 80 persen,” terangnya.
Pada kesempatan yang sama, Dirut Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan menyebutkan, ada dua daerah yang mengalami lonjakan penjualan elpiji 3 kg, yakni Jawa bagian barat (JBB) dan Jawa bagian tengah (JBT). Kondisi itu terjadi hingga 31 Juli 2023. Pemicunya, momen hari libur nasional.
“Di Jawa Barat, terdapat 36 ribu pangkalan dan Jawa bagian tengah 45 ribu pangkalan. Di dua wilayah tersebut, tidak terjadi kelangkaan,” ungkapnya.
Riva memastikan, tidak ada pengurangan pasokan elpiji meski beberapa daerah mengeluhkan kelangkaan. Pertamina juga bekerja sama dengan pemda untuk sidak ke lapangan. Sidak tidak hanya dilakukan di pangkalan, tetapi juga di lokasi yang memungkinkan penambahan jaringan distribusi. “Komunikasi terus kami lakukan dengan masyarakat untuk tetap memberikan ketenangan dan informasi yang 100 persen benar bahwa elpiji ini tidak akan pernah kami kurangi dan terus akan kami upayakan selalu tersedia bagi masyarakat yang membutuhkan,” tuturnya. (jpc)
