PADANG, METRO–Nampaknya apa yang diterapkannya transformasi kesehatan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, membuat fasilitas kesehatan seperti rumah sakit (RS) harus berpacu untuk memberikan layanan kesehatan terbaik bagi masyarakat, khususnya pasien.
Adanya penerapan ini ternyata membuat jajaran Direksi Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil yang dikomandoi langsung Dirut Dr dr Dovy Djanas, SpOG KFM MARS membuat beberapa terobosan baru demi memenuhi pelayanan kesehatan bagi masyarakat luas. Salahsatunya adalah akan melaunching Yayasan Djamil Peduli Kasih.
Khusus untuk masyarakat Sumbar, umumnya masyarakat di luar Sumbar yang butuh pelayanan apik dari RSUP Dr M Djamil.
Dirut Dr dr Dovy Djanas, SpOG KFM MARS berserta jajarannya bertekad dalam waktu dekat bakal mendirikan Yayasan Djamil Peduli Kasih. Yasayan ini nantnya berguna untuk memberikan pelayanan yang maksimal terhadap pasien, baik pasien yang masuk dalam BPJS atau tidak, tanpa ada diskriminasi.
“Kami bertekad secepatnya akan mendirikan dan melaunching Yayasan Djamil Peduli Kasih. Keberadaan ini juga termasuk salahsatu bentuk transformasi kesehatan seperti apa yang diharapkan menteri kesehatan (Menkes),” ujar Dovy Djanas, didampingi PPID RSUP Dr M Djamil Padang Dr Gustafianov, MSi, Sub Koordinator Hukormas Rahdiyul Ermanto, SKep, MH dan beberapa orang stafnya saat silaturahmi ke Kantor Perwakilan Redaksi POSMETRO di Raden Saleh No.28 Padang, Rabu (2/8).
Dijelaskan Dovy Djanas bahwa transformasi kesehatan merupakan salah satu bentuk hadirnya Negara yang memiliki kewajiban untuk memberikan layanan kesehatan terbaik kepada masyarakat sesuai dengan yang terdapat di dalam Undang-Undang (UU).
“Transformasi kesehatan yang disampaikan oleh Menteri Kesehatan (Menkes) membuat jajaran direksi RSUP Dr M Djamil terpacu bagaimana layanan kesehatan bisa diberikan secara maksimal kepada masyarakat,” paparnya.
Dijelaskan, dalam transformasi kesehatan ada enam pilar yang harus diterapkan dan direalisasikan dalam pelayan kesehatan. Enam pilar itu diantaranya transformasi layanan primer, transformasi layanan rujukan, tranformasi system ketahanan kesehatan, transformasi sistem pembiayaan, transformasi SDM kesehatan, dan transformasi teknologi kesehatan.
“Dari enam pilar transformasi kesehatan, terdapat dua pilar yang sangat berhubungan erat dengan RSUP Dr M Djamil Padang, yakni transformasi layanan rujukan dan transformasi SDM kesehatan,” ujarnya.
Lebih jauh dikatakan Dovy Djanas, untuk transformasi layanan rujukan, apapun yang berkaitan dengan layanan kesehatan, RSUP Dr M Djamil Padang harus memberikan layanan kesehatan yang terbaik dan terus berbenah diri. Pihaknya memfokuskan bagaimana masyarakat bisa mendapatkan akses rujukan yang terbaik.
“Sementara untuk transformasi SDM kesehatan, ternyata dari analisa data yang didapatkan kita masih kekurangan SDM kesehatan. Selain itu juga terkait dengan kompetensi dan distribusi SDM kesehatan. Ini harus dikejar supayan nanti layanan kesehatan bisa berbenah,” sebutnya.
Lebih lanjut Dovy menyampaikan, untuk mewujudkan transformasi layanan kesehat, RSUP Dr M Djamil Padang telah membuat skala prioritas yang akan dilakukan dalam jangka pendek dan panjang. Salah satunya dengan meningkatkan fasilitas penunjang layanan kesehatan itu sendiri.
Ia menambahkan, saat ini RSUP Dr M Djamil Padang memiliki sebanyak 800 tempat tidur. Namun, Tetapi dengan adanya penerapan Kelas Rawat Inap Standar (KRIS), terjadi kekurangan tempat tidur. Jadi dari 800 tempat tidur di RSUP Dr M Djamil Padang, jika kris itu diterapkan, maka akan ada kekurangan tempat tidur sekitar 250 tempat tidur.
“KRIS ini kan sudah menjadi program pemerintah. Bagaimana nanti masyarakat yang mendapatkan akses layanan JKN juga mendapatkan fasilitas kesehatan yang sesuai dengan standar,” jelas Dovy.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, saat ini RSUP Dr M Djamil Padang sedang melakukan pengembangan dan mengusahakan proses untuk mendapatkan hak pengalihan aset milik PT KAI yang sudah diproses hampir 6 bulan.
“Prosesnya kita lagi menunggu berapa jumlah aset PT KAI yang akan diganti rugi untuk dilakukan pembangunan gedung layanan kesehatan baru yang memiliki enam tingkat bangunan. Enam tingkat itu ada sebanyak 300 tempat tidur dimana nanti 250 tempat tidur itu untuk KRIS, kemudian sekitar 90 tempat tidur untuk pasien ICU,” ujarnya.
