Kata Iraddatillah, upaya percepatan penurunan stunting dilakukan dengan memberikan intervensi tidak hanya pada kelompok 1000 hari pertama kehidupan saja tetapi mulai dari remaja. “Untuk itu kita harus mendapatkan informasi yang akurat agar intervensi yang diberikan sesuai dengan permasalahan penyebab stunting,” imbuhnya.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Sijunjung drg. Ezwandra menyebut, Implementasi SIGizi Terpadu dilakukan dalam upaya mendapatkan data status gizi individu dan kinerja program gizi secara cepat, akurat dan teratur secara berkelanjutan.
“Kegiatan ini juga dilaksanakan untuk penguatan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan pemberian susu pada balita berat badan lahir rendah (BBLR), gizi buruk dan gizi kurang,” ujar Ezwandra.
Ia merincikan, terdapat sasaran ibu hamil Kurang Energi Kronis (Bumil KEK) dan balita kurang gizi yang diberikan PMT selama 90 hari. “Di antaranya, 150 Bumil KEK, 370 balita kurang gizi, 35 balita gizi buruk, 105 balita BBLR. Kegiatan tersebut diikuti 13 Puskesmas yang ada pada Dinkes Sijunjung, sebutnya. (ndo)
