JAKARTA, METRO – Musikus Ahmad Dhani divonis 1 tahun 6 bulan penjara terkait kasus ujaran kebencian. Vonis itu dibacakan Majelis Hakim dalam sidang putusan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (28/1).
”Menjatuhkan vonis berupa satu tahun enam bulan,” kata Ketua Majelis Hakim dalam sidang.
Majelis Hakim menilai Ahmad Dhani terbukti menyebarkan ujaran kebencian sebagaimana dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU).
Sementara vonis tersebut dijatuhkan setelah majelis hakim mempertimbangkan beberapa hal yang meringankan dan memberatkan pentolan Dewa 19 itu selama porses persidangan.
”Hal-hal yang meringankan, terdakwa belum pernah dihukum, berlaku sopan dan kooperatif. Sedang yang memberatkan, perbuatan terdakwa dapat menimbulkan keresahan di masyarakat,” ujar Majelis Hakim.
Vonis Ahmad Dhani ini lebih rendah daripada tuntutan jaksa umum. Sebelumnya JPU menuntut suami Mulan Jameela itu dengan hukuman 2 tahun penjara.
Selain vonis, majelis hakim juga memutuskan Dhani ditahan. Oleh sebab itu, Ahmad Dhani harus mendekam di penjara. “Menjatuhkan pidana penjara selama satu tahun enam bulan, memerintahkan agar terdakwa ditahan,” ujar Ratmoho.
Hakim menilai Dhani melanggar pasal 45A ayat 2 juncto pasal 28 ayat 2 Undang Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik juncto pasal 55 ayat 1 KUHP.
Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah ikut mengomentari vonis yang diterima Ahmad Dhani hari ini. Menurutnya, vonis 1,5 tahun penjara tersebut berdampak langsung pada elektabilitas Presiden Jokowi.
”Penahanan langsung @AHMADDHANIPRAST hari ini menurut saya akan membuat elektabilitas petahana turun sampai 5%. Saya semakin percaya bahwa petahana sedang dijatuhkan secara sistematis. Kasus-kasus akan dimunculkan untuk mengakhiri petahana. Kritik @prabowo menemukan momentum,” tulis Fahri Hamzah lewat cuitan di akun Twitter miliknya @fahrihamzah, Senin (28/1) sore.
Fahri Hamzah menegaskan cuitannya soal vonis Ahmad Dhani bukan untuk mengadu domba pendukung petahana dengan oposisi. Dia menilai vonis untuk pentolan Dewa 19 itu blunder, sama seperti tarik ulur pembebasan Abu Bakar Baasyir.
”Tidak untuk memprovokasi tapi ini keyakinan saya bahwa @AHMADDHANIPRAST akan menjadi martir bagi kemenangan penantang. Kerugian (suka atau tidak) akan diderita oleh petahana. Sejak kasus pembebasan ABB kemarin sampai hari ini adalah blunder. Masih ada 80 hari lagi,” ujar Fahri Hamzah di cuitan selanjutnya. (mg3/jpnn)