PONDOK, METRO – Kawasan Pecinan yang ada di Pondok memerah dengan bergelantungannya lampion-lampion berwarna merah baik di rumah warga, rumah perkumpulan, dan tempat ibadah warga Tionghoa.
Berdasarkan pantauan POSMETRO pada Jumat (25/1) di kawasan tersebut, di setiap rumah perkumpulan maupun di rumah ibadah warga Tionghoa telah banyak di pasang lampion-lampion berwarna merah yang merupakan ciri khas warga Tionghoa di setiap perayaan Imlek setiap tahunnya.
Salah satunya yaitu di kawasan Kelenteng Seen Hin Kiong. Ratusan lampion dan puluhan pasang lilin dipersiapkan untuk perayaan Tahun Baru Imlek 2570 yang dipusatkan di Klenteng See Hin Kiong.
“Untuk persiapan, kelenteng sudah dihiasi oleh beragam pernak-pernik untuk menyambut Tahun Baru Imlek 2570. Mulai dari tanglong (lampu hiasan semacam lampion), lilin, dupa, dan beragam hiasan lainnya yang didominasi warna merah dan kuning,” ujar Fang, salah seorang anggota sekretarian Klenteng Seen Hin Kiong.
Dikatakannya, diperkirakan akan ada ratusan orang yang akan mengikuti pelaksanaan ibadah pada malam tahun baru nanti. “Diperkirakan ada 200 lebih orang yang mengikuti pelaksanaan ibadah malam tahun baru nanti,” ujar Fang.
Sementara itu untuk hiburan disaat malam tahun baru nanti, Fang mengatakan akan disiapkan salah satunya yaitu pertunjukan barongsai yang akan dimulai pukul 20.00 WIB.
“Selain barongsai, juga diadakan pertunjukan sipasan dan ratusan lilin yang akan dibakar bersamaan pada malam tahun baru nanti,” tukas Fang.
Fang mengatakan, klenteng juga akan mempersilahkan bagi warga yang ingin menyaksikan perayaan Imlek tersebut. Hanya saja, kata Fang, kunjungan tersebut hanya sebatas pekarangan dan pelataran kelenteng saja.
“Hal itu mengingat bagian dalam klenteng akan dijadikan tempat sembahyang, sehingga yang masuk hanya yang beribadah saja,” pungkasnya.
Sementara itu, Hoof Komisaris HTT Albert Hendra Lukman mengatakan, seperti tahun-tahun sebelumnya, saat perayaan Imlek nanti juga akan ada arak-arakan Kio yang merupakan tenda raja atau usungan tempat patung dewa kepercayaan warga Tionghoa.
“Kio milik HTT hanya diarak oleh orang atau anggota HTT saja, begitu juga pada marga Lee-kwee dan Tjoa-Kwaa hanya perkumpulan mereka saja yang akan mengusung Kio masing-masing,” ujar Albert.
Ia mengungkapkan, Kio tersebut akan diarak secara serentak oleh masing-masing marga mengelilingi kawasan Pondok. “Dengan keluar secara serentak, tentu akan lebih meriah. Layaknya arakan tabuik di daerah Pariaman,” ujarnya.
Menurutnya, sebenarnya perayaan Imlek dan Cap Go Meh tidak harus dirayakan dalam bentuk kegiatan-kegiatan. Sebab hal itu identik dengan silaturahmi antar anggota keluarga dan sesama orang Tionghoa. (r)


















