PADANG, METRO – Energi panas bumi (geothermal) merupakan energi ramah lingkungan karena telah terbukti dan diakui dunia. Jika ini masih ada yang terus memperdebatkan hanya mencari pembenaran dan ketidakbenaran.
Hal tersebutb ditegaskan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar, usai memberikan kuliah umum di Kampus Universitas Bung Hatta (UBH) Padang, Kamis, (24/1).
“Sebenarnya, kita percaya atau tidak dengan geothermal ini. Kalau percaya geotermal ramah lingkungan, mari kita cari jalan keluarnya,” ujar Arcandra.
Disebutkannya, pengembangan geothermal di Indonesia saat ini telah menghasilkan energi sebesar 2.000 mega watt (MW). Sedikitnya, ada sekitar 300 titik lokasi yang masih dalam studi dan berpotensi menghasilkan energi panas bumi.
Kemudian kata Arcandra, geothermal juga salah satu energi berbasis kearifan lokal yang dimiliki Sumbar.”Jika pembangunannya (geotermal) tidak ramah lingkungan, tentu lembaga-lembaga dunia sudah ribut,” tegasnya.
Sementara itu, Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno menyampaikan, bahwa Sumbar merupakan lumbung ‘energi hijau’ yang ramah lingkungan. Termasuk, energi terbarukan seperti panas bumi.
“Apalagi potensi energi yang ramah lingkungan sangat banyak di Sumbar. Maka, untuk itu perlu dikelola dengan baik agar manfaat dari energi terbarukan ini benar-benar dirasakan masyarakat,” ujarnya.
Apalagi, kata Irwan keberadaan energi terbarukan ini tidak merusak lingkungan, bahkan dari hasil penelitian yang dilakukan terkait pengembangan panas bumi ini tidak ada yang menyatakan merusak lingkungan.
“Untuk itu, perlunya kita mengembangkan energi terbarukan ini, sebab energi ini tidak akan habis karena dapat diperbarui terus menerus, berbeda dengan energi dari fosil,” pungkasnya. (fan)