Oleh: El Latifa SriSuharto, S.Pt., M.Si (Dosen Peternakan Kampus 2 Payakumbuh Universitas Andalas)
Limbah kotoran ternak sering menjadi masalah bagi lingkungan sekitar akibat dari kotoran yang menumpuk dan tidak diolah lebih lanjut, padahal kotoran ternak memiliki unsur hara yang bagus sehingga perlu dimanfaatkan. Kurangnya kepedulian peternak untuk memanfaatkan limbah kotoran ternak menyebabkan pencemaran lingkungan permukiman akibat bau yang ditimbulkan. Aktivitas peternakan dapat menimbulkan polusi udara akibat bau yang menyengat dari pembentukan gas amonia yang berpengaruh buruk bagi manusia.
Gas amonia dengan kadar 40 ppm mulai menyebabkan sakit kepala, mual, dan hilang nafsu makan pada manusia. Bau yang tidak sedap akibat pelepasan gas amonia tersebut dapat menurunkan kesehatan warga apabila terus diabaikan. Pemahaman dan pengetahuan tentang pentingnya pengolahan limbah ternak belum dimiliki oleh peternak, sehingga dalam penanganannya limbah ternak seperti feces ditampung dan dikumpulkan kedalam karung plastik untuk dijual, tidak dimanfaatkan untuk menjadi pupuk organik.
Hal ini menjadi perhatian Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Departemen Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Andalas dengan mahasiswa yang mengikuti MBKM di Desa Pungguang Ladiang, Kecamatan Pariaman Selatan berinisiatif melakukan pendampingan “Pengolahan Limbah Ternak Menjadi Pupuk Kompos”.
Tim PKM ini diketuai oleh Dr. Ely Vebrianti, S.Pt.,MP yang beranggotakan Deni Novia, S.TP.,MP., Dr. Indri Juliyarsi, S.P.,MP., Dr. Sri Melia, S.TP.,MP., El Latifa Sri Suharto,S.Pt,M.Si., Ferawati, S.Pt.,MP., Afriani Sandra, S.Pt, M.Sc., Aronal Arif Putra, S.Pt., M.Sc, Ph.D., Ade Sukma, S.Pt, MP, Ph.D., Drh.Yuherman,MS,Ph.D., Ade Rakhmadi, S.Pt, MP., Rizki Dwi Setiawan, S.TP, M.Si.
Tim PKM ini melakukan pendampingan kepada peternak yang ada di Desa Pungguang Ladiang, Kecamatan Pariaman Selatan, yang menyertakan mahasiswa MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) Universitas Andalas. Dalam pendampingan tersebut tim PKM mendemonstrasikan cara pemakaian EM4 sebagai bioaktifator, dari pengaplikasian pada kotoran ternak sampai dengan pengumpulan kotoran tersebut dalam satu tempat, dikemas secara anaerob (tanpa udara) sehingga terfermentasi secara sempurna.
Pupuk organik memiliki peranan yang sangat penting bagi kesuburan tanah, karena penggunaan pupuk organik pada budidaya tanaman pangan dan non pangan dapat memperbaiki sifat fisik, kimia maupun biologis tanah.
Kelebihan lain dari pupuk organik yaitu tidak memiliki kandungan zat kimia yang tidak alami, sehingga lebih aman dan lebih sehat bagi manusia, terlebih bagi tanah pertanian itu sendiri. Selain dari nilai guna pupuk organik bagi tanaman, hal ini juga menjadi peluang besar bagi masyarakat pedesaan untuk lebih inovatif mengembangkan pertaniannya dalam memenuhi kebutuhan pasar.
Proses pengomposan adalah proses menurunkan C/N bahan organik hingga sama dengan C/N tanah (<20). Selama proses pengomposan, terjadi perubahan-perubahan unsur kimia yaitu : 1) karbohidrat, selulosa, hemiselulosa, lemak dan lilin menjadi CO2 dan H2O, 2) penguraian senyawa organik menjadi senyawa yang dapat diserap tanaman).
Pengolahan kotoran sapi yang mempunyai kandungan N, P dan K yang tinggi sebagai pupuk kompos dapat mensuplai unsur hara yang dibutuhkan tanah dan memperbaiki struktur tanah menjadi lebih baik. Pada tanah yang baik/sehat, kelarutan unsur-unsur anorganik akan meningkat, serta ketersediaan asam amino, zat gula, vitamin dan zat-zat bioaktif hasil dari aktivitas mikroorganisme efektif dalam tanah akan bertambah, sehingga pertumbuhan tanaman menjadi semakin optimal. (*)
