Selain itu, para pedagang juga berharap, agar Pemerintah Kota Padang dapat untuk memperjelas pintu-pintu sebagai jalur evakuasi, karena maraknya terjadi bencana alam seperti gempa bumi yang bisa saja terjadi sewaktu-waktu. Karena diketahui di beberapa jalur sudah dipenuhi oleh para pedagang di jalur-jalur yang menjadi rute evakuasi.
“Sebenarnya banyak pintu yang bisa dijadikan jalan evakuasi, cuma tidak terlihat untuk lari ke arah mana, apalagi saat sedang membawa barang. Kita tidak tahu kapan terjadinya musibah gempa bumi, jika terjadi gempa, kami merasa terkurung, tidak tahu mau lari kemana, harap ini ditertibkan dengan segera, ini harga mati bagi kami,” tambah Masri, yang juga salah seorang pemilik toko.
Menurut dia, berapa hari pedagang akan melakukan aksi tutup toko belum bisa dipastikan. “Memang, untuk berapa harinya belum diketahui. Kesepakatan kami bersama pengurus KPP itu minimal tiga hari. Kalau kami berharap (tutup) sampai SK Perwako 438 itu ada kejelasan dari Pemko Padang,” tambahnya.
Selain itu, pedagang mengaku jika aksi tutup toko sudah terbiasa, yakni dengan risiko yang timbul dari aksi tutup toko bersama ini. Bagi mereka tutup dan tidak tutup pun, hasilnya akan sama. (cr2)
