MENTAWAI, METRO–Satu bocah yang sempat hilang akibat diserang dan diterkam buaya saat mandi-mandi di Sungai Desa Betumonga, Kecamatan Pagai Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai, akhirnya ditemukan Tim SAR gabungan pada Selasa (6/6) sekitar pukul 09.10 WIB.
Nahasnya, bocah bernama Aprizon Sakerebau (12) saat ditemukan dalam kondisi telah meninggal di aliran sungai yang berada tidak jauh dari lokasi korban diserang buaya. Selain itu, pada paha kanan korban terdapat luka robek yang diduga akibat gigitan buaya.
Usai ditemukan, jenazah bocah itu kemudian dievakuasi oleh Tim SAR gabungan dari aliran sungai dan selanjutnya dibawa ke rumah duka. Meninggalnya korban karena serangan buaya itu pun membuat orang tua dan kerabatnya menangis histeris.
Kepala Kantor SAR Mentawai, Akmal mengatakan, Tim SAR gabungan mulai melakukan melakukan pencarian terhadap korban sejak pukul 07.00 WIB. Berselang dua jam lebih, korban berhasil ditemukan di Sungai Desa Betumonga tak jauh dari lokasi korban dan tiga temannya diserang Buaya.
“Tim SAR Gabungan dan pihak pedesaan serta masyarakat menemukan korban atas nama Alprijon dalam keadaan meninggal dunia. Kondisinya paha kanan robek diterkam buaya yang menyerangnya,” ujar Akmal kepada wartawan, Selasa (6/6).
Dijelaskan Akmal, korban yang diterkam buaya di sungai Desa Batu Monga, Kecamatan Pagai Utara itu, ternyata empat orang, bukan dua orang seperti diinformasikan sebelumnya. Namun, tiga orang anak berusia 10 tahun ditemukan selamat adalah, Hendra, Salomo Sakarebau dan Selamet Sakarebau.
“Sedangkan Aprizon Sakerebau hilang lalu ditemukan dalam kondisi telah meninggal. Dengan ditemukan bocah yang hilang tersebut, operasi SAR ditutup dan semua unsur kembali ke satuan masing-masing. Korban dibawa ke rumah duka,” ujar Akmal.
Sementara, Kapolsek Sikakap, AKP Jon Irfan mengatakan bahwa remaja yang jadi korban dalam peristiwa itu berjumlah empat orang. Dua korban selamat tanpa terluka, sedangkan korban yang bernama Hendra Salamanang mengalami luka-luka dan Aprizon Sakerebau hilang.
“Korban Hendra Salamanang mengalami luka-luka di bagian tubuhnya, seperti di dada, perut dan kaki sebelah kanan. Saat ini dia telah didampingi oleh kedua orang tuanya, untuk menjalani perawatan di rumah sakit. Terhadap luka-luka yang dialami korban sudah diobati oleh tim medis dan kondisinya berangsur membaik,” kata AKP Jon.
AKP Jon menuturkan, berdasarkan keterangan pihak keluarga korban kepada polisi setempat, Hendra merupakan orang pertama yang diterkam oleh buaya dan sempat dibawa ke dalam air. Dia sempat melakukan perlawanan hingga akhirnya buaya tersebut melepaskannya.
“Dengan susah payah dan tenaga yang tersisa Hendra berenang ke pinggir sungai dan langsung naik ke atas sungai dengan tubuh luka-luka. Hendra juga diketahui sempat melihat buaya yang menerkamnya itu mengarah ke tempat korban lainnya yakni Aprizon Sakerebau yang menjadi korban tewas dalam peristiwa tersebut,” jelas AKP Jon.
Sebelum diterkam, dikatakan AKP Jon, korban berada di atas kayu tempat biasa ibunya mencuci dengan posisinya di atas sungai. Buaya tersebut sempat menyapu atau mengibaskan ekornya ke arah Aprizon hingga terpental ke sungai.
“Saat korban jatuh, tubuhnya disambut langsung oleh buaya dengan menggunakan mulutnya. Buaya tersebut langsung membawa tubuh Aprizon Sakarebau ke dalam air dan hilang. Hari ini (kemarin-red), korban sudah ditemukan dengan kondisi meninggal dunia,” tutup AKP Jon. (rul)
