Nah, baik Irwan, Zigo dan Harmen, selain mengalahkan para incumbent di Dapil mereka, juga harus berjibaku satu sama lain. Konon, ketiganya memiliki latar belakang keluarga yang sangat kuat di Solsel. Bahkan punya “kapling” tersendiri sejak beberapa Pemilu atau Pilkada sebelumnya. 130 ribuan pemilih ini, bisa saja terbagi tiga oleh tiga pemuda “berbahaya” dari Solsel ini.
Bagi Irwan, naik ke DPR RI mungkin sebuah keniscayaan, karena sudah dua periode di DPRD Sumbar. Meski masih berumur sekitar 40-an dan dapat dikatakan masih muda, Irwan sebenarnya adalah politisi senior. Sebelum maju ke DPRD Sumbar 2014 dari NasDem, Irwan disebut-sebut juga pernah menjadi kader partai lain. Kini, dia juga lumayan dikenal sebagai kader utama NasDem.
Sebagai orang yang cukup lama berpolitik, kini Irwan tidak hanya menjual namanya sendiri di 11 Kabupaten dan Kota di Sumbar 1. Dia juga membawa nama Capres Partai NasDem Anies Baswedan. Tentunya, selain memaksimalkan suara Solsel atau Solok Raya, Irwan juga harus berjuang di daerah lain. Karena lawan-lawannya yang berat di Sumbar 1.
Harmen Syahjohan juga harus naik kelas ke DPR RI, kalau ke DPRD Sumbar dia akan bentrok dengan adik kandungnya Mario. Mario baru satu periode di DPRD Sumbar, dan rasanya belum layak naik kelas. Karena itulah, Harmen “melompati” satu tingkatan ke DPR RI. Meski dia sadar, sebagai Ketua DPC Gerindra Solsel, harus bekerja ekstra keras untuk meraup suara lebih dari 50 ribu di Sumbar 1.
Harmen agak beririsan suara dengan Irwan Sangir di Muaro Labuah dan sekitarnya. Percobaan naik kelas Harmen ini akan bersentuhan dengan suara dari kader NasDem itu. Pastinya, permintaan Harmen ke DPR RI yang pernah disampaikanya dalam Rakerda Gerindra Sumbar tahun 2022 lalu bukan main-main. Kalau tak mendapatkan kursi, tak akan mau Harmen maju ke Senayan melawan rival-rival super berat.
Hal yang mungkin bisa menguntungkan Harmen adalah, partainya sudah memastikan kembali mengusung Prabowo Subianto sebagai calon Presiden. Yang akan menambah peluang Harmen mendapatkan banyak suara, apalagi partainya dianggap bisa kembali memenangkan Pemilu di Sumbar dan mayoritas Kabupaten dan Kota lainnya di Sumbar.
Bagi Zigo Rolanda, ini adalah pencalonannya yang “zig-zag” di politik. Tahun 2014, Zigo masuk ke DPRD Sumbar dari Partai Golkar di umur yang baru genap 21 tahun. Bahkan, dia sempat dipertanyakan, karena secara usia dianggap belum cukup umur untuk DPRD Sumbar. Sempat ada polemik, namun Zigo tetap dilantik sampai 2019. 2019 dia menuju DPRD Solsel, sementara sang ayah Khairunnas yang menjadi Ketua DPRD Solsel menuju DPRD Sumbar.
Bagi Zigo yang sekarang menjadi Ketua DPD Golkar Solsel dan Khairunnas sebagai Ketua DPD Golkar Sumbar, naik kelas ke DPR RI mungbisa jadi masuk akal. Meski, Zigo akan fokus memaksimalkan suara Solsel bersaing dengan Irwan dan Harmen. Zigo, lebih maksimal menggarap Kecamatan Sangir yang punya pemilih terbanyak. Sementara dengan bantuan sang ayah, tentu bisa merangkul potensi semua suara Solsel.
Pun demikian, Zigo harus berjuang keras juga melawan jagoan-jagoan Partai Golkar yang mungkin saja lebih hebat dari tahun 2019 lalu. Apalagi, Golkar hari ini bisa saja menjadi pendukung Prabowo yang punya basis di Sumbar. Jika terjadi, akan menambah peluang Zigo. Namun kalau mengarah ke Ganjar, akan tidak banyak yang bisa diharapkan Zigo.
Irwan, Zigo dan Harmen, tiga pemuda yang sedang menaruh harapan ke Senayan untuk membanggakan masyarakat Solsel. Semoga bisa memaksimalkan potensi, tanpa harus merusak demokrasi. Tanpa harus melakukan hal-hal yang merugikan Solsel dan masyarakatnya. Kembalilah dengar apa yang dikatakan Tan Malaka, “Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda.” Kemewahan yang harus dipertahankan tiga pemuda dari Solsel. (Wartawan Utama)
















