BUKITTINGGI, METRO – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Biaro Bukittinggi terbakar, Senin (21/1) sekitar pukul 13.30 WIB. Tak ayal, warga binaan yang ada di dalam Lapas yang berada di daerah Biaro, Kecamatan IV Angkek, Kabupaten Agam panik. Yang terbakar adalah Wisma Kamboja Blok D.
Dalam kebakaran tersebut, masyarakat Biaro berkerumun mendatangi Lapas. Mereka berdesak-desakan melihat kondisi kebakaran yang asapnya sudah menghitam dan menyebar kemana-mana.
Saat kebakaran, petugas Lapas tetap melakukan pengamanan dibantu Polres Bukittinggi di setiap jalur dan sudut masuk dan keluar pintu lapas. Untuk mengamankan dan mencegah penghuni berusaha melarikan diri.
Ratusan anggota polisi dengan pakaian lengkap mendatangi Lapas Biaro dipimpin langsung Kapolres dan pejabat utama Polres Bukittinggi. Mereka melakukan pengamanan di dalam dan luar Lapas. Polisi mengabsen penghuni Wisma Kamboja Blok D yang dipindahkan sementara ke Blok C.
Wisma Kamboja Blok D merupakan tempat warga binaan tahanan pendamping, atau tahanan yang akan bebas dan dipekerjakan di dalam Lapas. Berisi 74 orang tahanan dari 514 total tahanan di Lapas itu. Dalam insiden kebakaran tersebut, 4 kamar dari total 8 kamar habis terbakar, yaitu kamar 1, 2, 3 dan 4.
Awal mulanya, api diketahui seorang tahanan pendamping yang membesar dari kamar 4. Dia langsung menginformasikan ke penjaga atau piket di Blok D. Mereka langsung berusaha bersama tahanan pendamping lainnya memadamkan api dengan alat seadanya.
Dari kebakaran tersebut, 74 tahanan pendamping selamat dari kobaran api. Pasalnya, penghuni kamar 1 sampai 4 sedang ada di luar kamar. Melakukan aktivitas memasak, berkebun dan bersih-bersih Lapas.
Di kamar 3 dan 4, barang-barang tahanan habis terbakar tanpa bisa diselamatkan. Satu orang tahanan luka ringan pada bagian tangan saat berusaha menyelamatkan barangnya di dalam kamar 4.
Dari dalam kamar 1 yang berisi 8 orang, kamar 2 juga 3 orang, kamar 3 sebanyak orang. sedangkan kamar empat 15 orang. Dengan total isi dari empat kamar tersebut 39 orang yang selamat dari kobaran api.
Untuk memadamkan api, 4 unit mobil pemadam kebakaran (Damkar) dari Kota Bukittinggi, 2 dari Damkar Agam dan satu dari Padangpanjang dikerahkan. Selama dua jam api bisa dipadamkan. Polisi melakukan pengamanan pertama dengan memasang garis polisi, sampai Tim Inafis Polda Sumbar turun melakukan identifikasi penyebab kebakaran.
Kapolres Bukittinggi AKBP Arly Jembar Jemhana mengatakan, dalam peristiwa itu tidak ada korban jiwa. “Semua penghuni Lapas Biaro Bukittinggi selamat dan tidak ada yang kabur,” ujar Arly.
Namun, katanya, untuk penyebab kebakaran, Tim Identifikasi masih melakukan penyelidikan.
“Bahkan Tim Inafis Polda Sumbar juga akan turun ke Lapas untuk mencari penyebab kebakaran,” katanya.
Kapolres menyebut, sampai Senin sore, polisi telah memeriksa 20 saksi untuk mengetahui kronologi kejadian tersebut.
“saksi-saksi dari narapidana 15 orang dari kamar nomor 4 dan kamar 3 sebanyak 5 orang. Sudah kita tanya satu-satu,” ujarnya.
Kalapas Kelas II A Bukittinggi, Marten mengatakan, kebakaran terjadi seusai pergantian shif siang.
“Seusai pergantian shif tiba-tiba salah seorang penghuni kamar 3 Blok D, memberitahukan kepada petugas yang menjaga Blok D, di kamar empat ada percikan api,” ujar Marten.
Selanjutnya, Adika yang menjaga Blok D langsung mengecek informasi itu. Setelah dipastikan adanya kebakaran di Blok D, Petugas langsung memberitahukan KKLP dan Kalapas. Kemudian informasi itu juga diteruskan ke petugas pemadam kebakaran dan pihak kepolisian.
“Pada saat kebakaran kita lebih memokuskan untuk menyelamatkan napi dan mengamankannya. Kita juga minta bantuan kepolisian untuk mengamankan sekitar lapas. Alhamdulilah semua napi selamat dan tidak ada yang kabur,” tegasnya yang menyebut, Blok D dihuni 74 Napi yang sudah dipercaya sebagai tahanan pendamping (Tamping). (cr8)