Kini, dengan kondisi seperti ini, Partai NasDem Sumbar harus bekerja keras untuk menyelamatkan partai ini dari gerusan kasus korupsi di tingkat pusat. Jangan sampai remuk redam seperti Demokrat 2014 saat Ketua Umumnya Anas Urbaningrum ditetapkan sebagai tersangka dan ditangkap Februari 2013 karena kasus korupsi Hambalang. Dari 14 kursi Demokrat 2009, anjlok jadi 8 kursi di 2014.
Mungkin, NasDem harus belajar kepada Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Sumbar. Setelah Presiden PKS Lutfi Hasan Ishakq (LHI) ditangkap KPK karena kasus suap impor daging sapi 2013. Remuk redamnya PKS hari itu, tak membuat suara PKS di Sumbar anjlok. Bahkan, kursi DPRD Sumbar pada Pemilu 2009 hanya 5 kursi, malah naik jadi 7 kursi pada tahun 2014.
Padahal, secara nasional PKS benar-benar jadi bulan-bulanan karena Presidennya ditangkap KPK. Sampai semua masalah pribadi LHI juga diumbar ke publik oleh banyak media, dari yang serius sampai infotainment. Kasus sapi itu juga tak menggoyahkan kader PKS Irwan Prayitno pada Pilkada Sumbar 2015 lalu, menggandeng kader Gerindra Nasrul Abit, pasangan ini menang telak.
Kembali ke NasDem, bagaimana Ketua DPW NasDem Sumbar Fadli Amran dan Ketua DPD NasDem Kabupaten dan Kota menyikapi masalah ini. Kalau menyimak apa yang disampaikan Ketum NasDem Surya Paloh, dia meminta para kadernya untuk tetap fokus memenangkan Pemilu 2024. Jangan terpancing dengan terhadap segala bentuk provokasi di kasus ini.
Paloh menyebut partainya menghormati setiap proses hukum yang berlangsung. Ia meminta proses hukum terhadap Plate harus bebas dari intervensi politik dan tekanan kekuasaan. NasDem juga tidak melakukan pemecatan terhadap Plate dari partai karena mengacu pada azas praduga tak bersalah dengan mendalami proses hukum. Sekarang, Plt. Sekjen DPP Partai NasDem diberikan kepada Hermawi Taslim.
Yang jelah hari ini, euforia NasDem-Anies akan sedikit berkurang atau sangat berkurang di Sumbar. Berebutnya para Caleg maju dari Partai NasDem, gemanya akan sedikit surut. Meski saat ini partai politik sudah resmi mendaftarkan para Bacalegnya ke KPU 1-14 Mei 2023. Bahkan, ada yang menyebut, NasDem akan mendapatkan coattail effect tau efek ekor jas dari pencapresan Anies Baswedan.
Kalaupun tidak secara nasional, minimal untuk Sumbar saja. Ada yang malah yakin, kejadian seperti Partai Gerindra 2019 akan terjadi kepada Partai NasDem dan dapat menguasai parlemen di Sumbar. Sayang, ditangkapnya Sekjen NasDem berpotensi berpengaruh terhadap partai, bahkan juga Capresnya. Kita tunggu saja hasil survei lembaga-lembaga yang kemungkinan direlis pekan depan. Banyak yang menduga, NasDem dan Anies akan tergerus.
Seluruh pengurus NasDem dan para Calegnya di Sumbar, kalau tak ingin ikut terjun bebas, harus segera mengevaluasi diri. Bekerja keras membranding diri, agar pemilih bisa diraih. Tak lagi mengandalkan efek Anies yang katanya bisa membawa kursi banyak ke DPR dan DPRD. Pengurus harus bekerja keras membranding NasDem lebih baik lagi. Dan memastikan, masalah Sekjen yang ditangkap, tak terlalu berpengaruh.
Dari pada berharap “tuah” dari si anu dan si itu, lebih baik kader NasDem percaya terhadap kekuatan diri sendiri. Seperti apa yang kerap disampaikan aktor laga asal Cina Bruce Lee, “Selalu jadi diri sendiri, ekspresikan diri anda, milikilah kepercayaan terhadap diri, jangan mencari keluar dan temukan kepribadian sukses dan duplikasikan.” Kalau kekuatan diri sendiri sudah benar-benar meyakinkan, jangan ragu dengan kasus apapun yang terjadi. (Wartawan Utama)




















