Oleh: Reviandi
Minggu (14/5/2023) hari terakhir pendaftaran bakal calon anggota legislatif (Bacaleg) dan calon DPD RI ke Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU). Begitu juga di Sumatra Barat (Sumbar), para pentolan partai politik telah unjuk kebolehan di kantor KPU Sumbar di Jalan Pramuka Padang. Beragam atraksi ditampilkan, dari iring-iringan angkot, gambus dan lainnya.
Yang menarik, hampir semua ketua partai yang dimintai keterangan oleh wartawan, menargetkan memenangkan Pemilu 2024. Mulai dari partai yang mendaftar pertama, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang langsung dikawal Ketua DPW Sumbar yang juga Gubernur Mahyeldi Ansharullah. Dia yakin PKS bisa memenangkan Pileg.
Keyakinan Mahyeldi sama halnya dengan optimisnya para kader PKS. Padahal, selama Pemilu dilakukan, PKS belum sekali pun memenangkan Pileg di tingkat Sumbar. Paling tinggi ya Pemilu 2019, menjadi runner up di bawah Partai Gerindra. PKS mendapatkan 10 kursi dari 8 daerah pemilihan (Dapil) Sumbar, sementara Gerindra 14. Kursi PKS sama persis dengan PAN dan Partai Demokrat, bedanya pada jumlah suara saja.
Partai Golkar yang pada 2019 anjlok di Sumbar, kini juga mencoba peruntungan kembali dan ingin menjadi pemenang. Terakhir, Golkar menguasai DPRD Sumbar pada 2014, dengan mengantarkan Hendra Irwan Rahim sebagai ketua DPRD. Mengulang sukses Golkar 2004 yang mengantarkan Leonardy Harmainy sebagai pimpinan tertinggi.
Ketua DPD Golkar Sumbar Khairunas yang juga Bupati Solok Selatan (Solsel) menyebut, partainya ingin menjadi pemenang Pileg 2024. Anas – panggilan akrabnya, mengatakan saat mengantarkan Bacaleg Golkar ke Kantor KPU Sumbar, Sabtu (13/5). Kerinduan akan kemenangan ini bukan hanya sekadar ucapan saja baginya, karena Golkar memang memiliki potensi itu.
Bedanya Golkar dengan PKS adalah, Golkar belum memastikan siapa calon Presiden yang mereka usung di Pilpres 2024. Sementara PKS sudah memastikan Anies, berkoalisi dengan NasDem dan Demokrat. Ketum Golkar Airlangga Hartarto memang dijagokan, tapi belum pasti sebagai Capres atau Cawapres. Koalisi yang akan mengusungnya juga belum jelas.
Berkaca pada Pileg 2014 dab 2019 di Sumbar, pilihan Capres sangat membantu keterpilihan di Pemilu. Golkar ke Joko Widodo 2019 membuat partai ini “hancur” di Pemilu Sumbar. Kursinya hanya tinggal 8 dari 8 Dapil yang ada. Padahal, pada 2004 lalu, Golkar pernah menjadi jawara dengan 16 kursi DPRD Sumbar. Jadi, target menjemput kemenangan lagi yang disampaikan Khairunas memiliki tantangan berat.
Mantan pemenang Pileg Sumbar 2009, Partai Demokrat yang mendaftar Minggu (14/5) juga mengusung target menang. Dari 10 kursi 2019, Ketua DPD Demokrat Sumbar Mulyadi optimis bisa naik menjadi 15 sampai 17 kursi. Saat tsunami Demokrat tahun 2009, sebenarnya Demokrat belum benar-benar menguasai DPRD Sumbar. Mereka hanya mendapatkan 14 kursi, kalah dua kursi dari Golkar 2004.
Mulyadi tak begitu jemawa dengan mengatakan partainya akan menjadi juara tahun depan. Dia menyebut, kalau Gerindra menargetkan 18 kursi, maka Demokrat sedikit di bawah itu. Mungkin itu bukan ucapan basa-basi dari mantan anggota DPR RI tiga periode itu. Mulyadi selalu bicara berbasiskan data dan dia pasti sudah melakukan survei Pilpres dan Pileg di Sumbar. Informasinya, Gerindra memang masih jauh di atas partai-partai lain.
Mulyadi juga sangat hati-hati dalam berbicara dan mementukan sikap partainya di Pileg 2024 ini. Sejak awal datang ke KPU, dia memastikan, Demokrat tidak mencalonkan orang-orang bermasalah pada Pemilu. Selain itu, dia juga tak mau ada pertempuran internal yang merugikan kursi Demokrat. Dia ingin, pendatang baru tidak “mengusik” kursi incumbent, tapi menambah kursi.




















