SOLSEL, METRO – Tiga kecamatan di Kabupaten Solok Selatan (Solsel), Sungai Pagu, Koto Parik Gadang Diateh (KPGD) dan Pauah Duo dilanda banjir, Kamis (17/1) malam. Hal ini diakibatkan hujan yang turun cukup deras pada Kamis sore hingga malam harinya.
Akibatnya, sejumlah rumah warga terendam banjir dengan kedalaman hingga satu meter. Warga Kampung Tarandam, Jorong Pasar Timur, Nagari Pasar Muaro Labuah, Kecamatan Sungai Pagu, Syamsul (65) mengatakan, hujan mulai melanda daerah ini pada kamis sore sekitar pukul 17.30 Wib, dan mulai mereda sekitar pukul 20.00 Wib. Setelah hujan mulai mereda, sekitar pukul 19.00 Wib air mulai masuk ke pemukiman.
Tidak lama, air masuk ke halaman pemukiman warga, air terus bertambah cukup cepat hingga mulai memasuki rumah-rumah warga. Kedalamannya bervariasi sesuai tempat tinggalnya, di mana yang berada dekat bantaran sungai Batang Suliti Air mencapai lebih satu meter lebih dan rumah warga yang agak jauh sekitar 30 centimeter.
”Kedalaman air di rumah bervariasi. Ada tang hanya sekitar 20 centimeter, tapi rumah warga yang dipinggir aliran Batang Suliti airnya lebih dari satu meter sehingga harus diungsikan,” ujarnya.
Dijelaskan, meskipun air masuk ke dalam rumah, kami masih bertahan karena tidak terlalu dalam sekitar 30 centimeter. Hal ini juga dilakukan tetap bertahan di rumah, karena masih bisa tinggal di tingkat dua.
”Sekitar pukul 23.30 WIB, air sudah mulai surut dan hujan juga sudah berhenti. Saat ini air sudah mulai berangsur surut. Biasanya warga memanfaarkan untuk bersih-bersih lumpur sisa banjir,” ungkapnya.
Akibat banjir ini, ada sebagian warga mengungsi ke tempat kerabatnya. Tapj saat air surut mereka akan langsung balik. “Kebiasaan warga Kampung Tarandam ini, saar banjir melanda mereka hanya mengungsi sementara dan akan kembali setelah air surut. Air banjir surut juga cukup cepat,” sebutnya.
Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solsel Johny Hasan Basri, mengatakan, tiga Kecamatan yang dilanda banjir yaitu Koto Parik Gadang Diateh, Sungai Pagu dan Pauah Duo.
Saat banjir melanda, pihaknya menurunkan tim ke lokasi banjir dan membawa perahu karet untuk mengungsikan warga yang membutuhkan. “Saat banjir itu, tim kami langsung turun ke lapangan untuk melakukan pengamanan dan evakuasi warga yang terdampak banjir,” katanya.
Akibat banjir di tiga kecamatan itu, setidaknya ada 505 kepala keluarga (KK) terdampak. “Data sementara ada 505 KK yang terdampak banjir, dan sekarang kami masih melakukan pendataan di lapangan berapa rumah yang terendam banjir, serta fasilitas umum yang rusak,” tuturnya
Menurutnya, banjir di tiga kecamatan terjadi karena hujan deras yang mengguyur Solsel, yang mengakibatkan meluapnya beberapa sungai di tiga kecamatan itu. Sungai yang meluap yaitu Sapan Aia Angek, Batang Pagu, Batang Bangko dan Batang Suliti yang merendam rumah warga.
Luapan sungai tersebut di Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh ada dj Nagari Pakan Rabaa Selatan di Sapan Aie Angek yang terdampak. Sedangkan di Kecamatan Sungai Pagu ada di Nagari Pasir Talang, Batang Pagu selanjutnya Nagari Pasir Talang Timur di Pampangan.
Lalj di Nagari Pasir Talang Selatan tepatnya di Rawang, Kampuang Palak dan Kalampaian. Seterusnya Nagari Sako Pasir Talang di Mudiak Lolo Timur.
Yang terparah di Nagari Pasar Muaralabuh yaitu di Pasar Muaralabuh Timur dan Pasar Muaralabuh Utara, dan satu lagi Nagari Koto Baru tepatnya di jorong Kiambang.
Sedangkan di Kecamatan Pauh Duo satu unit jembatan di Taratak Tinggi putus dan banjir di Pinang Awan Nagari Alam Pauh Duo.
Akibat banjir tersebut satu orang warga hanyut saat menyelamatkan diri, tetapi berhasil diselamatkan warga lain dan dibawa ke Puskesmas Muara Labuh dan dirujuk ke RSUD Muaralabuh.
Dikatakan, data ini kemungkinan masih berubah karena ini masih bersifat sementara, dimana masih ada beberapa wilayah yang datanya belum masuk dari petugas yang telah turun ke lapangan.
Data BPBD Solsel, Nagari Pasar Muaralabuh Kecamatan Sungai Pagu merupakan daerah paling parah yang terdampak banjir pada Kamis malam itu
Menurut Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan BPBD Solsel, Herwin, menguraikan, di Nagari Pasar Muaralabuh terdapat 275 rumah dengan 300 Kepala Keluarga serta 1.200 jiwa yang terdampak banjir.
Berdasarkan pendataan yang kami lakukan hari ini sebanyak 449 rumah, 505 KK dengan 1.858 jiwa terdampak banjir di tiga Kecamatan dan yang paling banyak di Sungai Pagu.
Diuraikan lebih rinci, untuk di KPGD sebanyak 48 rumah, 59 KK dengan 211 jiwa di Jorong Sapan Aia Angek Nagari Pakan Rabaa Selatan yang terkena banjir.
Sedangkan di Sungai Pagu tujuh Nagari yang terdampak banjir dengan jumlah rumah 384 unit, 431 KK serta 1.590 jiwa.
Sedangkan di Pauah Duo yang terdampak 15 rumah, 15 KK dengan 57 jiwa di dua Nagari. “Terkait fasilitas umum, BPBD masih melakukan pendataan dan melakukan perekapan,” terangnya.
Sementara itu Kordinator Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Reno Susi Sandra mengatakan, sebanyak 191 bayi dan balita juga terkena dampak dari banjir tersebut dan sekarang membutuhkan bantuan. “Balita yang terdampak banjir sekarang membutuhkan bantuan susu, popok dan lainnya,” katanya.
Seorang ibu rumah tangga warga Kampung Tarandam, Nagari Pasar Muaralabuh, Eva (35) mengatakan, saat ini rumah kami yang terdampak banjir sudah selesai dibersihkan, tapi belum bisa ditempati karena masih basah.
Sedangkan anak kami yang masih bayi, diungsikan sementara ke rumah kerabat demi keamanan. Hal ini karena semua rumah dalam kondisi basah setelah selesai dibersihkan dari lumpur akibat bannjir
“Untuk sementara bayi kami diungsikan dulu kerumah kerabat, karena bayi kami sedang aktif usia 6 bulan. Rumah yang basah usai dibersihkan tidak ada ruang untuk dia bermain,”katanya.
Kepala Bidang Sosial Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Nagari, Dicky Nanda Utama mengatakan pihaknya saat ini sudah mempersiapkan 200 nasi bungkus untuk korban banjir. “Akibat banjir banyak kebutuhan warga yang terdampak sehingga kami menyediakan 200 bungkus nasi untuk makan pagi para korban,” sebutnya.
Selain itu pihaknya juga akan mengirim berbagai bahan makanan serta peralatan masak untuk para korban bencana. “Kami juga meminta beras ke provinsi, karena banyak sembako warga yang terendam banjir dan tidak bisa digunakan lagi,” tukasnya. (afr)











